“I think, therefore I exist”

Monday, November 17, 2008

Kritik dan Saran

Sebelumnya terima kasih banyak atas kepercayaanya terhadap BEM REMA UPI Kampus Tasikmalaya, kemudian bagi rekan - rekan semua terutama mahasiswa UPI Kampus Tasikmalaya yang ingin memberikan Kritik dan Saran yang konstruktif, silahkan klik Comments, mudah - mudahan menjadikan BEM lebih baik, dan mewujudkan Soliditas da kebersamaan diantara kita sebagi mahasiswa UPI

Hatur Nuhun

Sunday, November 16, 2008

Be a Beautiful Muslimah

Kecantikan bagi setiap wanita, mungkin merupakan sesuatu yang sangat diidamkan. Sehingga apa pun akan dilakukan untuk bisa tampil cantik dan menawan hati. Bahkan bila perlu, operasi plastik akan menjadi pilihan untuk mempermak wajah dan anggota tubuh yang lain. Lalu bagaimana dengan menjadi seorang muslimah? Bagaimana menjadi seorang muslimah yang cantik? Bagi sosok muslimah, nampaknya kecantikan tidak hanya berhenti pada hidung yang mancung, pipi yang mulus, kulit yang terawat, dan seabrek pesona fisik lainnya. Tetapi lebih dari, itu ia harus memiliki kecantikan yang lain.



1. Cantik Jiwa
Menjadi sosok muslimah yang siap mempercantik jiwanya dengan selalu memperbarui taubat. Menyegarkan jiwanya dengan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Karena tak ada kata yang indah selain kata pasrah terhadap apa yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya.2. Cantik Akal
Menjadi muslimah yang smart, cerdas, nyambung kalau diajak ngobrol. Oleh karena itu, ia tidak boleh meninggalkan kebutuhan akal dan otak dia. Selalu update dengan pengetahuan terbaru dan bisa dengan cepat mengikuti perkembangan. Bukan muslimah yang jadul dan lowbatt. Selalu ketinggalan bereaksi terhadap apa pun. Menjadi followers dan tidak pernah bisa menjadi leader.



3. Cantik Diri
Pada aspek ini, muslimah harus mampu berada pada dua poin besar. Antara terlalu berlebihan dengan terlalu meremehkan. Penampilan memang bukan segala-galanya, namun begitu bukan kemudian kita meremehkannya dengan memilih tampil kucel. Kudu pinter-pinter menempatkan diri antara berlebihan dan meremehkan. Memilih kosmetik yang berfungsi menjaga dan bukan berfungsi membuat menyolok.Semoga bisa menjadi sedikit masukan buat teman-teman muslimah.

Burhan Shadiq

VICK AZZAM

Mukamu Tercoreng Lagi (1)

- Pagi buta Itu...
Tidak biasanya Aku pergi di pagi buta. Apalagi waktu itu Aku mengendarai sepeda motor. Entah kenapa kawanku mempercayaiku sebagia driver. Padahal Aku orang baru di jalanan liar itu dan juga Aku ga punya SIM. Tubuh ini seakan – akan mengiyakan untuk pergi, Entah kenapa, Aku juga bingung. Akhirnya Akupun pergi mengantarkan kawanku ke persimpangan Bus. Bandunglah yang dituju katanya.
Jalanan yang sedikit kendaraan membuat adrenalinku menyala. Tak ayal lampu gear 4 pun terlihat jelas di depan mataku. Semakin lama semaki cepat. Dan ternyata................aku sampai tujuan.

- Kejadian Luar Biasa
Adrenalinku semakin meredup tatkala Aku sampai tujuan, lalu kawanku mengajak ngobrol tak karuan. Ga tau tema besarnya apa, karena bukan itu yang diharapkan. Toh hanya untuk menunngu Bus ini. Sampai akhirnya kulihat kendaraan besar warna biru tertulis di kaca depan Tasikmlaya – Bandung. Busa mulutpun berhenti sejenak. Aku bersiap lagi jadi pembalap amatiran.
Tak disangka Polantas sudah stand by didepan hidungku. Jantugku bertalu –talu keras tak biasanya. Oh iya....Aku tak bawa STNK apalagi SIM karena Aku belum punya. Mungkin itulah reaksi psikologis dari orang yang punya salahmeskipun belu divonis secara langsung salah. Aku teringat Training Advokasi dari seorang pengacara, yang kurang lebih isinya seperti ini : “Kalo seseorang bisa dikatakan salah ketika ia sudah divonis salah oleh seorang hakim di pengadilan, jadi kalo belum divonis masih dikatakan benar”. Akupun tak ragu menghidupkan motor lagi.
Akupun jalan tampa hambatan melewati Polantas itu. Ternyata nasib malang masih berpihak kepadaku, dipertigaan selanjutnya Polantas ada lagi. Tak kuduga motorku mati mesinnya sehingga menghalangi mobil orang lain. Polantaspun menyuruhku kepinggir.

- Mukamu Tercoreng Lagi
Polantas itu mulai melaksanakan aksinya : “maĆ”f Pak, bapak mau kemana ? bisa lihat STNK-nya Pak”. Akupun terdiam sejenak, entah kenapa Aku seperti ini, padahal ini bukan kali pertamaku bertemu dengan polisi, hampir tiap aksi Aku bertemu dengan Polisi, bahkan secara kuantitas jauhlebih besar. Tak da kata gentar dalam hatiku, mungkinkah karena dalam aksi Aku memperjuangkan kebenaran?dan juga mengingatkan pemimpin yang “dzalim”. Mungkin sebaliknya kali ini Aku di posisi yang salah, seperti adanya kereaguan ketika berangkat. Lalu di interogasi yang kutempuh waktu itu. Sampai Aku diberi surat warna merah bukti pelanggaran. Dan kuakui ini murni kesalahanku.
Namu sebelum pulang ada pesan yang kurang enak didengarnya, Kalo mo “beres cepet” juga bisa Pak? Akupun dengan idealis menjawab biarkan hak ini kusumbangkan sepenuhnya buat negara. Hati nuranipun berkata engkau mencoreng mukamu sendiri, bahkan tidak hanya individu yang kau corengtapi institusi yang seharusnya mengayomi masyarakat. Bahkan jangan heran ketika bangsa ini sepertinya nyaman dengan keterpurukannya. Akankah ini jadi sebuyah tradisi?

- Akupun teringat
Setiap kejadian pasti mengandung hikmah, itu yang Aku ingat dari seorang ustad. Kalo direnungi hikmah itu yaitu :
1. Setiap aktivitas hendaknya disandarkan pada Sang Mah Penjaga( Tuhanmu)-bagi yang muslim ALLOH SWT, Yesus Bagi umat kristiani dll.pen-
2. Rambu-rambu bukan untu “pajangan” tapi untuk dipatuhi
3. Janganlah ugal-ugalan di jalan raya
4. Kalo belum punya SIM, bikin donk.....!!!

TAMAT

Gubernur From Tasik


It’s bulshit. Maybe this statement in your mindset…..

Serasa aneh ketika istilah Gubernur ada di daerah kota tau kabupaten. Suatu kewajaran ketika saudara berpikiran seperti itu. Tapi saya akan coba merubah kewajaran itu menjadi sesuatu yang wajar. Saya akan menjelaskan dengan rinci tentang kewajaran itu, simaklah baik-baik, jangan sampai berkedip sedkitpun.
Istilah gubernur yang dimaksud adalah Gubernur Badan Eksekutif Mahasiswa Republik Mahasiswa UPI Kampus tasikmalaya. Mengapa harus Gubernur ?
Diawali dari bentuk pemerintahan BEM yang Republik memungkinkan adanya istilah ini. Perlu diketahui bahwa Universitas Pendidikan Indonesia ( UPI ) yang berpusat di jalan Dr. Setiabudi, Bandung ini mempunyai 5 kampus Daerah yaitu Kampus Tasikmalaya, Kampus Cibiru, Kampus serang, Kampus Sumedang dan Kampus Purwakarta. Diamana adanya korelasi yang sangat erat terkait kampus pusat dengan kampus daerah. Kembali ke bentuk pemerintahan BEM yang Republik, menghasilkan seorang presiden mahasiswa yang berkedudukan di UPI Pusat. Biasanya dipilih melalui Pemilu yang juga melibatkan kampus daerah. Ketika di kampus pusat seorang presiden, maka sebuah kewajaran dan sangatlah relevan jika di kampus daerah memakai istilah Gubernur.
Memang kedengaranya agak sedikit canggung. Hal ini bisa ditolelir, karena kita baru memakainya tapi insya Allah ketika sudah menjadi konsumsi public hal ini akan menjadi terbiasa. Dan kedepan kata-kata seperti ini akan menjadi lumrah ditelinga siapa saja yang mendengarnya, termasuk mahasiswa dan juga warga kampus yang lainnya.
Gagasan tertuang ketika sebelum pemilihan ketua bem, dibentuk tim adhoc yang membuat aturan untuk pemilihan termasuk menentukan istilah Gubernur ( termasuk penulis didalamnya). Dan suatu kebetulan bertepatan dengan PILGUB Jabar juga. Sehingga ada penguatan tersendiri untuk mencoba diterapkan di kampus dengan landasan histori dan landasan teori yang djelaskan di atas.
Sehingga sampailah pada tahapan pemilu yang menghadirkan 2 calon gubernur ( Cagub ) BEM yaitu saudara Dede Imanudin ( Karyawan ) dan Saudara Taopik Rahman ( Reguler ) dan 1 calon Ketua DPM yaitu Saudara Delih Rhusman ( Reguler ).
Alhamdulillah tingkat kepedulian mahasiswa cukup tinggi terhadap pemilihan ini, hal ini dibuktikan dari tingakat partisipasi pemilih mencapai 75 %, salahsatu faktornya bisa di sebabkan oleh kampanye dari masing-masing calon yang “panas”. Dan akhirnya terpilihlah gubernur yang pertama ( karena sebelumnya Ketua) yaitu saudara Taopik Rahman( Asal Tasik).
Dan sejarah baru dibuktikan bahwa gubernur bisa dipakai dilingkungan Perguruan Tinggi.
Wallohu’alam……..

vick-azzam *)