“I think, therefore I exist”

Tuesday, October 18, 2011

Inkonsisten Politikus

Politikus menurut kamus besar bahasa indonesia adalah orang yg berkecimpung dalam bidang politik. Dalam hal ini politikus kebanyakan bernaung dalam partai politik. Menurut UU no. 2 tahun 2011 tentang partai politik bahwa partai politik dibentuk dalam rangka membela dan memperjuangkan masyarakat. Sebuah hal yang “wajib” hukumnya bahwa para politikus yang berkecimpung di bidang politik tersebut membela kepentingan masyarakat, sehingga ketika ada kebijakan yang bertentangan dengan keinginan masyarakat, maka para politikus menjadi garda terdepan untuk mengawal itu semua.

Misharmonisasi dalam tubuh parpol sangat disayangkan masyarakat. Tak sedikit imbas dari misharmonisasi berujung pada kepindahan terhadap partai lain. Begitu mudahnya para politisi “berganti baju”, berpindah “perahu”. Hal ini semakin menjadi-jadi bahkan seperti tumbuhnya jamur di musim hujan ketika dihadapkan pada pemililihan kepala daerah (Pilkada).

Kepidahan para politisi kita dari “perahu” satu ke “perahu” yang lain menjadi indikator inkonsistensi para politikus kita, hal ini menjadikan pembelajaran politik yang kurang baik bagi generasi muda. Namun yang paling penting dari itu semua, hal seperti ini menjadikan kekhawatiran bagi masyarakat akan diperjuangkannya hak-hak mereka sebagaimana menjadi tujuan inti dari dibentuknya partai politik. Sangat logis ini terjadi, bagaimana mungkin memperjuangkan hak-hak masyarakat, ketika sesama politikus yang katanya bernaung dalam satu organisasi yang mempunyai visi misi yang sama masih bersilang pendapat, bahkan “bertengkar”. Dengan orang yang paling dekat berinteraksi saja tak sejalan, bagimana dengan masyarakat yang tak berinteraksi langsung dengan para politikus itu sendiri. Semoga para politikus menjadikan partai politik sebagai sarana mensejahterakan masyarakat dan memberikan pembelajaran politik yang “elok” bagi generasi muda.

Saturday, October 15, 2011

5 Menit Menuju Surga

Kuringgu… kuringgu …. kuringgu!!! (kring …kring …kring..). Suara telepon rumah Muhammad berbunyi nyaring.

Muhammad: Mosi mosi? (Hallo?)

Takahashi: Mosi mosi, Muhammad san imasuka ? (Apakah ada Muhammad?)

Muhammad: Haik, watashi ha Muhammad des. (Iya saya).

Takahashi: Watashi ha isuramu kyo wo benkyou sitai desuga, osiete moraemasenka? (Saya ingin belajar agama Islam, dapatkah Anda mengajarkan kepada saya?)

Muhammad: Hai, mochiron. (ya, sudah tentu.)

Percakapan pendek ini kemudian berlanjut menjadi pertemuan rutin yang dijadwalkan oleh dua manusia ini untuk belajar dan mengajar agama Islam.

Setelah beberapa bulan bersyahadat, Takahashi kian akrab dengan keluarga Muhammad. Dia mulai menghindari makanan haram menurut hukum Islam.

Memilih dengan hati-hati dan baik, mana yang boleh di makan dan mana yang tidak boleh dimakan merupakan kelebihannya. Terkadang tidak sedikit, keluarga Muhammad pun mendapatkan informasi makanan-makanan yang halal dan haram dari Takahashi.

“Pizza wo tabenaide kudasai. cheese ni ra-do wo mazeterukara.. (Jangan makan pizza walau pun itu adalah cheese, karena di dalamnya ada lard, lemak babi)”, nasihatnya di suatu hari. Takahashi mengetahui informasi semacam ini karena memang kebiasaan tidak membeli pizza, atau makanan produk warung di Jepang memang sudah terpelihara sebelumnya di keluarga Muhammad.

Toko kecil makanan halal milik keluarga Muhammad, menjadi tumpuan Takahashi dalam mendapatkan daging halal. Suatu ketika Takahashi ingin makan daging ayam kesukaannya, tapi dia ngeri kalau melihat daging ayam bulat (whole) mentah yang ada di plastik, dan tidak berani untuk memotongnya. Dengan senang hati, Muhammad memotong ayam itu untuk Takahashi. Dia potong bagian pahanya, sayapnya, dan badannya menjadi beberapa bagian.

Setiap pekan, Takahashi terkadang memesan sosis halal untuk lauk, bekal makan siang di kantor. Setiap pagi ibunya selalu menyediakan menu khusus (baca: halal) untuk pergi ke kantor tempat dia bekerja. Sebagai ukuran muallaf Jepang yang dibesarkan di negeri Sakura, luar biasa kehati-hatian Takahashi dalam memilih makanan yang halal dan baik. Terkadang Muhammad harus belajar dari Takahashi tentang keimanan yang dia terapkan dalam kehidupan sehari-harinya.

Pernah dalam suatu percakapan tentang suasana kerja, Takahashi menggambarkan bagaimana terkadang sulitnya menjauhi budaya minuman sake di lingkungan tempat kerjanya. Di Jepang, suasana keakraban hubungan antara atasan dan bawahan atau teman bekerja memang ditunjukkan dengan saling memberikan minuman sake ke gelas masing-masing.

Dalam kondisi hidup ber-Islam yang sulit, Takahashi ternyata terus melakukan dakwah kepada ibunya. Beberapa bulan kemudian akhirnya ibunya pun menjadi muallaf dengan nama Qonita, nama pilihan Takahashi sendiri buat ibu yang dia cintainya. Sampai saat ini, bagaimana dia mendapatkan nama itu, tidak ada seorang pun yang tahu, kecuali Takahashi.

Beberapa bulan berlalu, pertemuan kecil-kecilan berlangsung …terlontar dari mulutnya suatu kalimat.

“Watashi ha kekkon simasu (Saya mau menikah)….”, ujarnya.

Dengan proses yang panjang, akhirnya dia mendapatkan jodohnya, wanita Jepang yang cantik, yang dia Islamkan sebelumnya. Setahun kemudian, suatu hari Takahashi datang ke rumah Muhammad dengan istrinya yang berkerudung, ikut serta juga buah hati mereka yang telah hadir di dunia ini.

Pada suatu hari, iseng-iseng Muhammad bertanya kepada Takahashi, “Apa yang menyebabkan Takahashi lebih tertarik dengan Islam?”

“Sebenarnya saya belajar juga Kristen, Budha dan Todoku (Agama moral) selain Islam,” Takahashi menjelaskan.

“Masih ingat dengan telepon kita dulu? Waktu pertama kali aku telepon ke Muhammad beberapa bulan dulu”, sambungnya.

“Iya ingat sekali”, jawab Muhammad.

“Kita waktu itu membuat perjanjian untuk bertemu di suatu tempat bukan?”, tanya Takahashi.

“Iya benar sekali”, sambung Muhammad lagi sambil mengingat-ingat kejadian saat itu.

“Saya sungguh ingin mantap dengan Islam, karena Muhammad datang 5 menit lebih dulu dari pada waktu yang kita janjikan, dan Muhammad datang terlebih dahulu dari pada aku. Muhammad pun menungguku waktu itu”, jawab Takahashi beruntun.

“Karena itu aku yakin, aku akan bersama dengan orang-orang yang akan memberikan kebaikan”, sambungnya lagi.

Jawaban Takahashi membuat Muhammad tertegun, Astaghfirullah sudah berapa kali menit-menitku terbuang percuma, gumam Muhammad.

Begitu besar makna waktu 5 menit saat itu untuk sebuah hidayah dari Allah SWT. Subhanallah, 5 menit selalu kita lalui dengan hal yang sama, akan tetapi 5 menit waktu itu sungguh sangat berharga sekali bagi Takahashi.

Bagaimana dengan 5 menit yang terlewat barusan, milik Anda? []

Soure : Tulisan Muhammad Yusuf Effendi di Dakwatuna

Friday, October 14, 2011

Jadi Guru SD semakin Diminati

Jadi Guru SD semakin Diminati

Ria-Pendaftar dari Rajapolah :

“Semakin banyak yang mendaftar semakin berkualitas.......”

Dadaha-Tasikmalaya(5/6), UPI Kampus Tasikmalaya tidak seperti biasanya dipadati banyak orng. Ternyata Penerimaan Mahasiswa Baru ( PMB ) sudah dimulai di kampus yang dulunya bernama SPG. Tahun ini UPI Kampus Tasikmalaya membuka untuk jurusan PGSD saja, namun tetap dibanjiri peminat.

Kepala Tata Usaha, Asep Sumiarsa, S.E menginformasaikan sekitar 1.290 orang mendaftar pada tahun ini. Pendaftar ini akan diseleksi untuk memperebutkan 170 kursi calon mahasiswa baru. Perbandingan yang cukup mencolok antara pendaftar dengan kuota yang ada, yang mengindikasikan menjadi Guru SD semakin diminati.

“ Semakin banyak yang mendaftar akan semakin berkualitas Guru SD kedepannya, karena terjadi proses seleksi yang cukup ketat.” Ujar Ria, pendaftar dari Rajapolah. Pendaftar yang sebelumnya bersekolah di SMA Muhammadiyah ini meyakini keoptimisan untuk lolos meskipun pendaftar banyak.

Seamakin banyaknya pendaftar kali ini membuat tes Ujian Masuk ( UM ) tidak cukup 1 hari, akan tetapi ditambah menjadi 2 hari. UPI Kampus Tasikmalaya menguji calon anak didiknya dengan 2 tahapan yaitu tes tulis kemudian tes wawancara.

Banyak motivasi yang muncul dari para pendaftar, termasuk pemikiran pasca lulus, sepert juga kuota CPNS jadi bahan pertimbangan. ” Peluang jadi PNS besar karena kuotanya tiap da CPNS suka banyak” ujar Dian pendaftar dari Ciamis.

Motivasi jangka panjang yang semakin meyakinkan, ditambah dengan Guru menjadi “spesial” dimata pemerintah adanya tambahan gaji melalui sertifikasi. Hal ini menjadi pemicu banayak orang berbondong – bondong masuk ke UPI ini. Bagi para gurujuga ada penyemanagt baru untuk menambah kualitas anak bangsa. Karena pendidikan merupakan salahsatu penopang suatu negara untu bisa maju.

Vick’s REKAM UPI Tasik

Terapkan “Pedagogik” untuk Guru

Terapkan “Pedagogik” untuk Guru

Oleh : Taopik Rahman *)

Miris sekali ketika akhir-akhir ini ada pemberitaan di media masa bahwa seorang guru di Bali melakukan penganiyayaan terhadap siswanya. Hal ini mencederai wajah pendidikan yang sedang mencari bentuk ideal di negeri ini. Seorang guru tidak sewajarnya melakukan tindakan kekerasan dalam kegiatan belajar mengajar (KBM). Apalagi di kalangan masyarakat seorang guru sudah disebut sebagai sosok untuk “digugu” dan “ditiru”.

Bisa dibayangkan masa depan bangsa ini jikalau pendidikan dilakukan dengan kekerasan.Tidak alasan bagi seorang guru untuk melakukan tindakan kekerasan kepada siswanya meskipun dengan dalih bagian dari proses pembelajaran, sebab pendidikan dilaksanakan untuk memanusiakan manusia.

Seyogyanya seorang guru mengkaji ulang cara mengajar disesuiakan dengan ilmu pedagogik (ilmu tentang mendidik anak), sehingga tidak ada pembelajaran dengan menggunakan kekerasan. Memang dalam alat pendidikan setelah pemberian tauladan, nasihat dan Reward (hadiah), ada yang dinamakan Punishment (hukuman). Akan tetapi hukuman yang dimaksud dalam rangka mendidik bukan untuk melukai. Karena siswa merupakan anak yang dititipkan orang tuanya kepada pihak sekolah.

Oleh sebab itu, seorang guru senantiasa menjaga kesabaran dan keuletan dalam menjalankan tugas mulia yaitu mengajar. Keterlibatan orang tua juga mempengaruhi bagaimana proses pendidikan ini akan semakin baik. Hal ini akan lebih sempurna lagi apabila pengawas pendidikan ikut andil dalam mengawal proses pendidikan untuk generasi bangsa yang lebih baik.

Semoga kita dapat mengambil hikmah yang besar dengan kejadian di atas. Harapan besar pendidikan menjadi pondasi dalam mewujudkan negara yang adil, makmur dan sejahtera.

Wednesday, October 12, 2011

UPI Kembangkan Posdaya, Menuju Kemandirian Desa

UPI Kembangkan Posdaya, Menuju Kemandirian Desa

Oleh : Taopik Rahman

Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) dilaksanakan dalam rangka memberdayakan masyarakat guna menekan angka kemiskinan di Indonesia…


Sukajadi, Ciamis (10/10), Pemberdayaan masyarakat merupakan program pemerintah yang pada saat ini sedang digalakkan untuk menciptakan masyarakat yang kreatif dengan mengenali potensi dan masalah yang ada dilingkungan sekitarnya. Salah satu jenis program pemerintah yang paling dikenal oleh masyarakat adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) – Mandiri Perdesaan. Program ini telah dijalankan oleh pemerintah sejak tahun 2007. Begitu juga dengan yang terjadi di Desa Sukajadi Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis. Program PNPM-Mandiri Perdesaan dinilai berhasil dalam kegiatan infrastruktur dan pendidikan. Hal ini terbukti dengan dibangunnya beberapa ruas jalan dengan kondisi tanah berbatu kerikil pada tahun 2009 dan gedung Madrasah Diniyyah tahun 2010. Penduduk desa Sukajadi sangat antusias dan bersemangat bergotong royong melaksanakan pembangunan di daerahnya. Namun tak cukup sampai disana, masyarakat pedesaan masih membutuhkan program yang menyentuh langsung masyarakat terutama dalam tataran bidang ekonomi dan pemberdayaan masyarakat lainnya dalam rangka membangun mayarakat yang sejahtera sesuai dengan visi Pemerintah Jawa Barat yaitu Tercapainya Masyarakat Jawa Barat yang Mandiri, Dinamis dan Sejahtera.

Secara geografis Desa Sukajadi terletak di ujung paling selatan Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis dan berbatasan langsung dengan Kecamatan Banjarsari, jarak dari UPI Kampus Tasikmalaya sekitar 50 km Batas-batas wilayah Desa Sukajadi adalah sebagai berikut : sebelah utara berbatasan dengan Desa Sidaharja Kecamatan Pamarican, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sukasari Kecamatan Banjarsari, sebelah barat berbatasan dengan Desa Sindangrasa Kecamatan banjarsari dan Desa Kertahayu Kecamatan Pamarican, sebelah timur berbatasan dengan Desa Sukamukti.

Sejalan dengan program pemberdayaan masyarakat oleh PNPM-Mandiri Perdesaan di desa Sukajadi, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kampus Tasikmalaya merealisasikan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian Kepada Masyarakat (PPM) melalui kegiatan Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya). Kegiatan yang dimulai bulan Juli 2011 ini dilaksanakan dalam upaya menciptakan masyarakat mandiri dan kreatif dengan memfungsikan keluarga dalam berbagai bidang karena Posdaya merupakan salah satu program pemerintah untuk mengembangkan Indeks Pembangunan Manusia dengan melibatkan perguruan Tinggi.

Posdaya adalah forum komunikasi, silahturahmi, advokasi, penerangan dan pendidikan sekaligus wadah kegiatan penguatan fungsi keluarga terpadu. Apabila memungkinkan Posdaya bisa dikembangkan sebagai wadah pelayanan kelaurga terpadu, utamanya pelayanan kesehatan, pendidikan, wirausaha, dan pengembangkan lingkungan yang memudahkan kelaurga berkembang secara mandiri.

Dilihat dari tujuan dan misi program yang dilaksanakan, terdapat kesamaan tujuan antara PNPM-Mandiri Perdesaan dan Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) yaitu memberdayakan masyarakat guna menekan angka kemiskinan di Indonesia. Sasaran utama yang dituju adalah Rumah Tangga Miskin (RTM), anak putus sekolah, pemuda pengangguran dan kelompok masyarakat miskin.

Pelaksanaan pengabdian di Desa Sukajadi ini telah menghasilkan sebuah lembaga Posdaya yang bernama Posdaya SARIJADIMAJU yang dibentuk dengan SK Kades No.08/Kpts/2010. Nama Sarijadimaju diambil dari nama-nama dusun yang ada di Desa Sukajadi, yaitu Dusun Sukasari, Dusun Sukajadi, dan Dusun Sukamaju. Pemberian nama Sarijadimaju mempunyai maksud dan tujuan sebagai berikut :

1. Sebagai mitra pemerintah desa dalam rangka upaya menciptakan masyarakat yang berdaya, mandiri dan kreatif

2. Sebagai induk dari Sub-sub Posdaya yang dibentuk di Desa Sukajadi

3. Sebagai lembaga pemersatu bagi lembaga-lembaga yang ada di Desa Sukajadi, sebab kepengurusan Posdaya Sarijadimaju diambil dari perwakilan lembaga-lembaga yang ada di Desa Sukajadi

4. Menjadi Forum Komunikasi bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan sub Posdaya yang ada di Desa Sukajadi

5. Menjadi Pusat kegiatan pengembangan kegiatan posdaya di Desa Sukajadi.

Dalam pelaksanaan kegiatan pembentukan Posdaya, Tim PPM UPI menerapkan system pembuatan lembaga-lembaga dasar pembentuk Posdaya itu sendiri. Bentuk lembaga sub posdaya yang terbentuk adalah

1. Kelompok Lumbung Pangan “ Mandiri Barokah ” di Dusun Sukasari

2. Kelompok Pengrajin Sale “ Karyasari “ di Dusun Sukasari

3. Penguatan Kelompok Pendidikan Keterampilan Tata Busana “ Sinar Purnama “ di Dusun Sukasari

4. Karang Taruna “ Tunas Muda

5. Pembentukan PAUD, yang pada saat KKN berakhir masih perencanaan, namun saat ini setelah Pembangunan Gedung Madrasah Diniyyah dari PNPM-Mandiri Perdesaan sudah ada PAUD yang berdiri di Dusun Sukamaju.

Tidak cukup sampai disana, Tim PPM UPI mengembangkan Kelompok Lumbung Pangan “ Mandiri Barokah dengan membuat sarana prasarana yang refresentatif. Hal ini diproyeksikan untuk menangani kerawanan pangan masyarakat desa di musim paceklik. Selain itu, untuk meningkatkan wirausaha warga dengan memaksimalkan Kelompok Pengrajin Sale “ Karyasari “, diadakan pelatihan memproduksi sale yang berkualitas.

Dalam upaya mengurangi angka pengangguran dan penanggulangan remaja putus sekolah dan remaja lulus sekolah yang belum bekerja serta memberdayakan Karang Taruna “ Tunas Muda “, maka sangat perlu untuk sosialisasi mengenai pentingnya pendidikan keterampilan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan.

Tujuan umum dalam kegiatan ini adalah memotivasi anak agar belajar pendidikan keterampilan tata busana dalam upaya meningkatkan pendidikan keterampilan keluarga.

Tujuan khusus sosialisasi ini adalah :

1. Mengupayakan penambahan jumlah peserta didik di tempat kursus menjahit Sinar Purnama.

2. Memberikan penjelasan pentingnya pendidikan ketrampilan sebagai bekal menyongsong masa depan.

3. Bina remaja dalam bidang pendidikan luar sekolah melalui keterampilan menjahit.

Untuk mengembangkan potensi peternakan, diadakan kegiatan pelatihan beternak bebek dengan menjalin kerjasama antara tim Pengabdian Kepada Masyarakat UPI Kampus Tasikmalaya dengan Dinas Peternakan Kabupaten Ciamis. Antusias dari masyarakat dalam kegiatan ini terlihat jelas, hal ini terlihat dari adanya berbagai pertanyaan yang muncul dari peserta kegiatan. sehingga menambah keyakinan pada kami bahwa masyarakat sangat membutuhkan terkait kegiatan ini. Kegiatam ini diakhiri dengan memberikan stimulan bebek sebanyak 108 ekor. Besar harapan kami program ini sebagai langkah yang baik bagi masyarakat terutama dalam hal meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Semoga semua berujung pada peningkatan penguatan ekonomi negara ini.

SILABUS PSIKOLOGI PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIK MALAYA

SILABUS

1. Identitas Mata Kuliah

Nama Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan

Nomer kode : IP 301

Jumlah sks : 3 sks

Semester : 1

Kelompok Mata Kuliah : MKK Fakultas

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar S-1

Status Mata Kuliah : Wajib

Dosen : Prof. Dr. H. Cece Rakhmat, M.Pd.

Drs. Sumardi, M.Pd.

2. Tujuan

Agar mahasiswa memahami konsep dasar Psikologi Pendidikan dan teori belajar serta penerapannya dalam kegiatan PBM di SD

3. Deskripsi Isi

Mata kuliah ini mengkaji konsep dan prinsip dasar Psikologi Pendidikan dan berbagai pandangan tentang perilaku manusia serta implikasinya bagi praktisi pendidikan.

4. Pendekatan pembelajaran

Pendekatan : Ekspositori dan inkuiri

Metode : Ceramah, pemberian tugas, diskusi, tanya jawab

Tugas : Membuat Makalah dan Observasi

Media : Infokus

5. Evaluasi

- Tugas : bobot 40%

- Ujian Tengah Semester : bobot 30%

- Ujian Akhir Semester : bobot 30%

6. Rincian Materi Perkuliahan Tiap Pertemuan

Pertemuan 1

:

I. Peranan Psikologi dalam Pendidikan

a. Peranan Pendidikan bagi Kehidupan Manusia

b. Kedudukan Psikologi Pendidikan dalam Proses Pendidikan

Pertemuan 2

:

II. Mekanisme Perilaku Manusia

A. Beberapa Pandangan Psikologi tentang Hakekat Perilaku Manusia

1. Pandangan Psikoanalitik

2. Pandangan Holistik/ Humanistik

3. Pandangan Behavioristik

4. Pandangan Konvergensi

Pertemuan 3

:

B. Visulalisasi Proses Perilaku Manusia

  1. Proses terjadinya perilaku manusia
  2. Taksonomi perilaku manusia
  3. Pengaruh pendidikan terhadap perubahan perilaku
  4. Faktor-faktor psikologi yang mempengaruhi perilaku

Pertemuan 4

:

III. Dianmika Perilaku Manusia

A. Motif dan Motivasi

1. Pengetian motif dan motivasi

2. Jenis-jenis motif

3. Cara mengukur motif

4. Memilih dan konflik

Pertemuan 5

:

B. Perbedaan Individual

1. Cakap atau Pandai

2. Pengertian Intelegensi

3. Pengukuran Intelegensi

Pertemuan 6

:

4. Bakat

5. Kepribadian

6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecakapan

Pertemuan 7

:

IV. Faktor Utama Psikologi dalam Pendidikan

A. Perkembangan Anak Didik

1. Pengertian Perkembangan

a. Aliran Asosiasi

b. Konsepsi Aliran Gestalt

c. Konsepsi Aliran sosiologis

Pertemuan 8

:

UTS

Pertemuan 9

:

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan

a. Aliran Nativistik

b. Aliran Empirik

c. Aliran Konvergensi

3. Tahapan Perkembangan

a. Tahapan Perkembangan Berdasarkan Biologis

b. Tahapan Perkembangan Berdasarkan Adiksi Didaktis

c. Tahapan Perkembangan Berdasarkan Psikologis

Pertemuan 10

:

B. Belajar

1. Pengertian Belajar

2. Ciri Khas Perilaku Belajar

3. Perwujudan Perilaku Belajar

4. Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Pertemuan 11

:

5. Teori Pokok Belajar

Pertemuan 12

:

6. Pemikiran ke arah Aplikasi Psikologi Belajar

a. Implikasi Teori Belajar Psikologi Behavioristik

b. Implikasi Teori Belajar Psikologi Kognitif

c. Implikasi Teori Belajar Humanistik

Pertemuan 13

:

Diagnostik Kesulitan Belajar

Pertemuan 14

:

Remedial Teaching

Pertemuan 15

:

Kesehatan Mental

a. Konsep Kesehatan Mental

b. Karakteristik Kesehatan Mental yang Sehat

c. Faktor Diterminan (Penentu) Kesehatan Mental

d. Peranan Guru dalam Meningkatkan Kesehatan Mental Anak.

Pertemuan 16

:

UAS

7. Daftar Pustaka

a. Buku Utama

Abin Syamsudin Maksum, 1998, Psikologi Kependidikan, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung.

b. Referensi

- Elizabeth B. Hurlock, 1980, Psikologi Perkembangan, Erlangga, Jakarta

- M. Surya, 2003, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Yayasan Bakti Winaya, Bandung.

- Robert E. Slavin, 2009,Educational Psychology, Pearson International Edition, Ohio.

- Sumadi Suryabrata, 1990, Psikologi Pendidikan, CV. Rajawali, Jakarta

- Syamsu Yusuf LN, 2004, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung

- Uman Suherman, 2001, Memahami Karakteristik Individu, Publikasi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP – UPI, Bandung

Tim Dosen MKK Fakultas

UPI Kampus Tasikmalaya