“I think, therefore I exist”

Sunday, October 9, 2011

Metode Penelitian Pendidikan Dasar (4)

Mengumpulkan Data Penelitian dengan Kuesioner dan Wawancara

Ikhtisar

Bab ini menjelaskan penggunaan kuesioner dan wawancara sebagai instrumen pengumpulan data dalampenelitian kuantitatif dan kualitatif. Kami menggambarkan ciri khas masing-masing metode danmembandingkan keunggulan serta kelemahannya. Selain itu juga, kami menyajikan bagaiman cara untuk untuk membangun dan mengelola instrumen ini.

Tujuan

Setelah kita mempelajari bab ini, anda akan mahir dalam :

1. Mejelaskan kelebihan dan keterbatasan kuesioner dan wawancara dalam penelitian pendidikan.

2. Mejelaskan setiap langkah dalam membangun dan mengelola Kuesioner penelitian.

3. Mejelaskan beberapa prosedur untuk memberikan anonimitas responden Kuesioner

4. Mejelaskan kelebihan dan keterbatasan bentuk kuisioner tertutup dan terbuka.

5. Mejelaskan efek pengetahuan responden dan jumlah item pada pengukuran sikap dalam Kuesioner.

6. Mejelaskan keuntungan dari precontacting sampel kepada Kuesioner yang akan dikirim.

7. Mejelaskan beberapa fitur surat lamaran yang mungkin dapat meningkatkan tingkat tanggapan terhadap Kuesioner yang dikirimkan.

8. Mejelaskan beberapa strategi untuk menindaklanjuti ketidakadaan responden dalam rangka untuk memaksimalkan tingkat respons terhadap Kuesioner.

9. Jelaskan setiap langkah dalam mempersiapkan dan melakukan wawancara penelitian.

10. Jelaskan karakter wawancara informan kunci, wawancara survei, dan wawancara kelompok fokus.

11. Jelaskan tiga tingkat struktur dalam wawancara penelitian kuantitatif dan tiga tingkat struktur dalam wawancara penelitian kualitatif.

12. Diskusikan keuntungan menggunakan wawancara telepon dan bantuan komputer dalam wawancara.

13. Menjelaskan beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih individu untuk wawancara penelitian.

14. Menjelaskan dua fase dalam pelatihan pewawancara dalam penelitian.

15. Menjelaskan empat tugas yang terlibat dalam melakukan wawancara.

16. Menjelaskan keuntungan dan keterbatasan masing-masing pengambilandata wawancara dengan merekam pada tape atau dengan menggunakan komputer.

17. Menjelaskan prosedur untuk menganalisis data kuisioneratau wawancara dengan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dan menggunakan pendekatan penelitian.

Kuesioner dan Wawancara

Sebagai Data– Metode Koleksi

Kuesioner dan wawancara digunakan secara ekstensif dalam penelitian pendidikan untuk mengumpulkan data tentang fenomena yang tidak secara langsung diamati, yakni: pengalaman batin, pendapat, nilai-nilai dan sejenisnya.Tapi lebih nyaman daripada pengamatan langsung. Sebagai contoh, adalah jauh lebih mudah untuk menggunakan kuesioner atau wawancara untuk bertanya, berapa banyak guru yang memiliki minimal satu komputer di kelas mereka daripada dan berkeliling di sekitar sekolah dan membuat hitungan Anda sendiri. Tentu saja, keuntungan dari kemudahan tidak ada jika data yang dihasilkan memiliki validitas yang minim.

Penanya adalah dokumen yang mengajukan pertanyaan yang sama dari semua individu dalam sampel. (Jika sampel memiliki subkelompok, pertanyaan diajukan setiap subkelompok mungkin bervariasi). Catatan responden, tanggapan tertulis atau diketik untuk setiap item kuesioner. Selain itu, responden biasanya mengontrol proses pengumpulan data. Mereka dapat mengisi kuesioner sesuka hati mereka, baik dalam pengurutan jawaban, mengambil lebih dari satu tempat duduk untuk menyelesaikannya, membuat komentar marjinal, atau pertanyaan scrip.

Wawancara terdiri dari pertanyaan lisan ditanyakan oleh pewawancara dan ditanggapi lisan oleh peserta penelitian. Wawancara biasanya melibatkan responden. Responden biasanya berbicara dalam kata-kata sendiri dan tanggapan mereka dicatat oleh pewawancara, baik itu sama persis di kaset atau video, melalui catatan yang dihasilkan tulisan tangan atau komputer atau di memori jangka pendek untuk kemudian dicatat. Pewawancara sebagian besar mengendalikan situasi tanggapan, penjadwalan dengan peserta waktu dan tempat yang disetujui bersama dan kemudian mengendalikan kecepatan dan urutan pertanyaan agar sesuai dengan keadaan situasi.

Memilih antara kuesioner dan wawancara

Untuk mengumpulkan data penelitian Kuesioner memiliki dua keunggulan dibandingkan wawancara, yakni: biaya untuk sampel responden di wilayah geografis yang luas lebih rendahdan waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkan data biasanya jauh lebih sedikit. Namun Kuesionertidak dapat dilihat mendalam seperti ke dalam keyakinan responden, sikap, dan pengalaman batin. Selain itu, setelah kuesioner telah dibagikan tidak mungkin untuk mengubahpertanyaan yang telah diberikan.Bahkan jika mereka tidak jelas sekalipun.

Keuntungan utama dari wawancara adalah adaptasi mereka. Pewawancara yang terampil dapat menindaklanjuti jawaban responden untuk memperoleh informasi lebih lanjut dan memperjelas pernyataan samar-samar. Mereka juga dapat membangun kepercayaan dan hubungan baik dengan responden, sehingga memungkinkan untuk memperoleh informasi bahwa individu mungkin tidak akan mengungkapkan dengan metode pengumpulan data lainnya.

Robert Jackson dan J.W.M. Rothney melakukan studi ekstensif dari 890 orang dewasa lima tahun setelah lulus SMA mereka. Seluruh sampel dikirim melalui Kuesioner dikirimkan empat halaman dan sub-sampel 50 orang dipilih untuk wawancara pribadi yang mencakup item Kuesioner yang sama. Para penelitian menemukan bahwa 83 persen dari Kuesioner dikembalikan. Sedangkan 98 persen dari wawancara yang direncanakan telah diselesaikan. Dua konselor yang berpengalaman dinilai setiap Kuesioner atau protokol wawancara untuk bukti masalah pribadi. Rata-rata jumlah masalah yang dihasilkan oleh data Kuesioner 2,8, sedangkan rata-rata jumlah masalah yang dihasilkan oleh data wawancara adalah 8,8. Jadi wawancara menghasilkan informasi yang lebih lengkap, terutama informasi mengenai aspek-aspek negatif dari diri.Ini keuntungan dari metode wawancara diimbangi dengan beberapa keterbatasan. Salah satunya adalah bahwa sulit untuk membakukan situasi wawancara sehingga pewawancara tidak mempengaruhi responden untuk menjawab pertanyaan dengan cara tertentu. Keterbatasan lain adalah bahwa wawancara tidak dapat memberikan anonimitas untuk responden. Dengan kata lain, responden harus mengungkapkan identitas mereka kepada pewawancara. Tentu saja, pewawancara dapat menganalisa dan melaporkan data wawancara sehingga identitas peserta tidak terungkap.

Kuesioner ini lebih umum digunakan dalam penelitian kuantitatif, karena standarisasidesain yang sangat terstruktur kompatibel dengan pendekatan wawancara ini lebih umum digunakan dalam penelitian kualitatif, karena izin terbuka eksplorasi topik dan diperoleh respon yang ditulis dalam kata-kata unik dari responden. Ia rendah sebelumnya, kedua metode dapat digunakan dalam kedua jenis penelitian. Robert Yin, misalnya. merekomendasikan menggunakan kedua metode tersebut ketika melakukan penelitian atau studi kasus.

Validitas dan Reliabilitas Isu

Kuesioner dan wawancara harus memenuhi standar yang validitas dan kehandalan yang sama, berlaku untuk pengumpulan data lainnya dalam penelitian pendidikan. Seperti yang kita jelaskan di bawah, standar-standar ini dibahas panjang lebar di tempat lain dalam buku ini. Oleh karena itu, jangan menafsirkan perawatan singkat kami validitas dan reliabilitas di sini.

Jika Anda menggunakan kuesioner atau wawancara dalam sebuah penelitian kuantitatif, standar validitas dan reliabilitas yang dijelaskan dalam bab tentang tes (Bab 7) yang relevan. Sebagai contoh, kuesioner sering meminta pendapat responden tentang topik dan isu-isu tertentu. Jika peneliti ingin mengklaim bahwa ini adalah pendapat yang benar, ia harus mengumpulkan bukti bahwa isi dari item mewakili konstruksi ini (konten terkait bukti. Dari validitas Pilihan lain dalam menentukan apakah responden mengungkapkan pendapat serupadari ukuran konstruk yang sama (bukti validitas konvergen).

Dalam praktiknya, peneliti cenderung menerapkan validitas longgar dan standar kehandalan kuesioner dan wawancara daripada tes karena mereka biasanya mengumpulkan informasi yang sangat terstruktur dan mungkin berlaku (tahun responden sekolah). Selain itu, merekatertarik dalam respon totalrata-rata kelompok daripada respon dari satu individu. Sebuah tingkat reliabilitas yang lebih rendah diterima ketika data harus dianalisis dan dilaporkan pada tingkat kelompok daripada di tingkat responden individu.

Jika Anda menggunakan kuesioner atau wawancara dalam penelitian kualitatif, standar validitas dan reliabilitas yang dijelaskan dalam Bab 14 berlaku. Sebagai contoh. validitas kuesioner atau wawancara dapat diperiksa dengan menggunakan metode triangulasi yang dijelaskan dalam bab tersebut.

Survey Research

Survei istilah yang sering adalah untuk menggambarkan penelitian yang melibatkan pemberian kuesioner atau wawancara. Tujuan survei adalah menggunakan kuesioner atau wawancara untuk mengumpulkan data dari sampel yang telah dipilih untuk mewakili populasi yang tidak ada temuan-temuan dari analisis data yang telah digeneralisasi. Penekanan pada generalisasi karakteristikpopulasi penelitian kuantitatif, tetapi bukan dari penelitian kualitatif. Karena kita mempertimbangkan baik penelitian kualitatif dan kuantitatif dalam bab ini. Kita tidak menggunakan istilah survei sebagai label umum untuk penggunaan kuesioner dan wawancara dapat diperiksa dengan menggunakan metode triangulasi yang dijelaskan dalam bab tersebut.

Penelitian survei kadang-kadang digunakan istilah yang seolah-olah itu jenis tertentu dari desain penelitian. Kami berpikir bahwa itu membingungkan jika istilah digunakan untuk merujuk pada penelitian yang bergantung terutama pada kuesioner atau wawancara untuk pengumpulan data. Alasannya adalah bahwa kedua jenis instrumen dapat digunakan untuk mencapai tujuandari berbagai desain penelitian (bagian sirkuler, deskriptif, kausal-komparatif, dan kasus-studi desain) Sebagai contoh. Tabel 8.1 pada halaman 236 menyajikan hasil analisis data yang khas dari desain penelitian kausal-komparatif. Hasil yang ditunjukkan dalam Tabel 82 (lihat halaman 250) adalah khas dari desain penelitian deskriptif.

Langkah-langkah dalam Membangun dan MenyelenggarakanPenelitianKuesioner

Pada bagian ini kami akan menjelaskan langkah-langkah utama dalam melaksanakan suatu studi penelitian menggunakan kuesioner: (1) menentukan tujuan penelitian, (2) memilih sampel, (3) merancang format kuesioner, (4) pra-tes kuesioner, (5) precontacting sampel. (6) menulis surat lamaran dan mendistribusikan kuesioner, (7) menindaklanjuti dengan nonrespondents, dan (8) menganalisis data kuesioner.

Langkah 1: Menentukan Tujuan Peneliti

Beberapa penelitian mengembangkan kuisioner sebelum mereka telah benar-benar mempertimbangkan apa yang mereka harapkan untuk memperoleh hasil yang ingin didapat. Adalah penting bahwa Anda mendefinisikan masalah penelitian dan daftar tujuan spesifik yang akan dicapai, atau hipotesis yang akan diuji. Anda mungkin mulai dengan topik yang luas (misalnya keterlibatan guru dalam pengembangan). Tetapi Anda harus mempertajam fokus awal pada desain kuesioner. DA. de Vaus mengusulkan lima jenis pertanyaan yang dapat Anda tanyakan pada diri sendiri untuk tujuan ini. Pertanyaan seputar topik yang disebutkan di atas.

1. Apakah jangka waktu yang menarik perhatian Anda? Apakah Anda tertarik pada keterlibatan guru saat ini dalam pengembangan staf, atau Anda ingin mempelajari tren di pengembangan mereka selama periode satu tahun?

2. Apakah lokasi geografis yang menarik perhatian Anda? Apakah Anda memperingatkan untuk belajar penelitian dalam keadaan tertentu pada suatu wilayah, atau Anda ingin membandingkan guru di lokasi yang berbeda?

3. Apakah Anda tertarik dalam studi deskriptif yang luas atau Anda ingin menentukan dan membandingkan subkelompok yang berbeda? Misalnya, akan Anda membandingkan sekolah dasar, menengah, dan guru sekolah tinggi, atau Anda belajar mengenai belajar guru pada umumnya?

4. Apa aspek dari topik yang Anda ingin pelajari? Apakah Anda tertarik dengan pengembangan guru dalam jenis tertentu, apakahpengembangan mereka adalah wajib atau sukarela, atau jumlah keterlibatan selama periode waktu tertentu?

5. Bagaimana abstrak minat Anda? Misalnya, Anda tertarik dalam pelaporan fakta atau Anda ingin menafsirkan informasi, menghubungkannya dengan konteks sosial yang luas. atau mengembangkan teori dan penemuan?

Dalam menggambarkan langkah ke terlibatan dalam melakukan studi kuesioner, kita akan mengacu pada sebuah studi oleh Corrine Glesne dan WebbThese Rodman peneliti ini berkaitan dengan penekanan perkembangan pada penelitian kualitatif dalam pendidikan tinggi di Amerika Serikat. Mereka ingin menentukan siapa yang mengajar metode program penelitian, kualitatif isi dari program mereka, dan metode pengajaran mereka. Kuesioner mereka dirancang untuk mendapatkan Informasi ini:

Para kuisioner survei menanyakan kira-kira pelatihan dari profesor dengan latar belakang penelitian akademik, isi program. persyaratan program, dan persepsi fakultas dan interaksi dengan siswa mengejar disertasi penelitian kualitatif.

Glesne dan Nebb mencatat mendasarkan sebuah ironi studi tentang pengajaran mata kuliah metode penelitian kualitatif pada survei kuesioner kualitatif. Mereka memilih untuk menggunakan kuesioner pula karena kegunaannya dalam mengumpulkan informasi baik tertutup maupun terbuka dari sampel yang luas.

Langkah 2: Memilih Sampel

Setelah tujuan penelitian atau hipotesis secara jelas dinyatakan, Anda harus mengidentifikasi target populasi dari mana sampel Anda akan dipilih. Anda tidak memiliki pengetahuan dari situasi menyeluruh, Anda mungkin membuat kesalahan dengan mengirimkan kuesioner untuk kelompok yang tidak memiliki informasi yang diinginkan. Misalnya, seorang mahasiswa pascasarjana mencari data tentang kebijakan keuangan sekolah dikirim kuesioner kepada kepala sekolah dari sekolah dasar dan menengah. Banyak dari kuesioner yang dikembalikan tidak lengkap, dan beberapa pengurutan spesifik fakta yang ingin diperoleh. Kuesioner ini gagal karena yang tim pengawas sekolah dan kabupaten ditangani spesialis yang paling penting tentang pembiayaan sekolah. Karena yang menerima kuesioner memiliki sedikit pengetahuan spesifik tentang topik, mereka tidak mampu member informasi yang diminta.

Artipenting dari isi kuesioner kepada responden (misalnya bagaimana iniportani atau menonjol perhatian itu untuk mereka) a'fects baik akurasi dari informasi yang diterima dan tingkat respon. Sebuah tinjauan dari 181 penelitian menggunakan kuesioner dinilai "menonjol." "Mungkin yang menonjol," atau "nonsalient" untuk responden mengungkapkan bahwa tingkat pengembalian rata-rata 77 persen untuk studi menonjol. 66 persen untuk mereka yang mungkin dinilai menonjol, dan hanya 42 persen bagi mereka temuan nonsalient.Temuan ini menunjukkankebutuhan untuk memilihsampel untuksiapa Andaitemkuesionerakan sangatmenonjol.

Dalam penelitian oleh Glesne dan Webb, para peneliti memperoleh akses ke mailing list untuk nternarjo,! Berat Jurnal Studi kualitatif di Mucation, yang merupakan publikasi jurnal utama memberi makan studi penelitian kualitatif. Mereka kemudian mengirimkan salinan kuesioner untuk 360 profesor yang namanya di milis jurnal.

Menggunakan admitte epproach (bias hi 'sammipling, mereka menerima kuesioner dari 73 responden dapat digunakan iii 37 differejit negara termasuk 40 sampel Waktu laki-laki dan 33 perempuan Twentyfive memegang gelar profesor, 28 judul profesor 18 judul ofass istant, profesor, di tengah 2 judul dosen.

Langkah 3: Merancang Kuesioner

Beberapa kuesioner penelitian tampaknya telah disatukan dalam satu atau dua jam. Pengalaman menerima kuesioner yang sembarangan menyebabkan banyak ahli berpandangan negatifterhadap kuesioner sebagai pendekatan penelitian.. Anda akan perlu mengatasi sikap negatif ini dengan hati hati. Gambar 8.1 merangkum pedoman untuk merancang kuesioner. Pedoman ini didasarkan pada hasil penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian kuesioner.

Panduan untuk Merancang Kuesioner

1. Hindari kuisioner singkat.

2. Jangan menggunakan istilah teknis, jargon, atau istilah kompleks yang responden tidak pahami.

3. Hindari menggunakan kata-kata atau daftar kuesioner pada formulir Anda. Banyak orang yang bingung terhadap istilah-istilah ini.

4. Membuat kuesioner yang menarik dengan teknik seperti menggunakan tinta berwarna cerah atau kertas dan pencetakan laser.

5. Mengatur item sehingga mereka mudah untuk membaca dengan lengkap.

6. Nomor kuesioner halaman dan item.

7. Masukkan nama dan alamat individu kepada siapa kuesioner harus dikembalikan baik di akhir dan di awal kuesioner, bahkan jika perlu amplopnyapun disertakan

8. Sertakan laporan singkat, instruksi yang jelas, dicetak dalam huruf tebal dan huruf besar dan kecil (kata-kata yang huruf kapital semua sulit untuk dibaca.)

9. Mengatur kuesioner dalam urutan yang logis. Sebagai contoh, Anda mungkin kelompok item dengan konten yang sama atau item memiliki pilihan respon yang sama bersama-sama.

10. Pindah ke topik baru. termasuk kalimat transisi untuk membantu responden beralih untuk melatih pemikiran mereka.

11. Mulailah dengan item yang menarik dan tidak mengancam.

12. Masukan item mengancam atau sulit dekat akhir kuesioner.

13. Jangan menaruh hal penting di akhir kuesioner yang panjang.

14. Memberikan dasar pemikiran untuk item sehingga responden memahami relevansi mereka untuk mempelajarinya.

15. Sertakan contoh bagaimana menanggapi item yang mungkin membingungkan atau sulit dimengerti.

16. Hindari beberapa istilah seperti, kebanyakan dan biasanya yang tidak memiliki makna yang tepat

17. Setiap item bentuk sesingkat mungkin.

18. Hindari memberikan pernyataan negatif karena responden mungkin akan cenderung salah membaca. Kata negatif cenderung diabaikan, dan responden akan memberikan jawaban yang berlawanan dengan pendapat mereka yang sebenarnya.

19. Hindari laras ganda "item” yang memerlukan subjek untuk menanggapi dua gagasan yang terpisah dengan jawaban tunggal.

20. Ketika sebuah pertanyaan umum dan pertanyaan khusus terkait diminta bersama-sama, akan lebih baik untuk mengajukan pertanyaan umum pertama. Jika pertanyaan tertentu ditanyakan pertama, cenderung untuk mempersempit, responden perlu fokus saat menjawab pertanyaan umum.

21. Hindari pertanyaan-pertanyaan bias. Jika responden memberikan klu untuk jenis jawaban yang lebih disukai maka akanada kemungkinan untuk merespon atau memberikan jawaban itu.

Anonimitas

Dalam studi pendidikan kebanyakan, responden diminta untuk mengidentifikasi diri, tapi anonimitas (tidak disertakan nama) mungkin diperlukan jika informasi yang sangat pribadi atau mengancam diminta. Sebuah pencarian kuesiner yang berurusan dengan perilaku seksual misalnyamungkin kita akan menerima respon yang lebih jujur ​​jika responden tidak disertakan namanya.

Masalah utama dengan kuesioner anonim adalah pada tingkat pengembalian. Tidak mungkin Ada beberapa solusi untuk masalah ini. Salah satunya adalah untuk menciptakan sebuah sheet master kode yang mengandung kode untuk setiap individu dalam sampel. Masukan kode ini pada kuesioner. Ketika seorang individu mengembalikan kuesioner, peneliti dapat memeriksa dari nama orang itu pada lembar kode master. Setelah periode waktu tertentu. peneliti dapat menentukan Individu belum mengembalikan kuesioner mereka dan mengirim mereka kuesioner baru.

Metode ini bukanlah anonimiti sempurna, karena pencarian datanya menggunakan link (yang memiliki kode pada kuesioner tadi) yang diberikan pada setiap individu.Untuk melengkapi penelitian ini bisa dengan menggunakan variasi pendekatannya saja. Ketika responden selesai mengisi kuesioner maka ia akan mengembalikan kuesioner tersebut atau bisa juga dalam bentuk kartu pos. Kartu pos inilah yang nanti akan melengkapi datanya.

Item Formulir

Menulis item kuesioner (untuk wawancara juga) mungkin tampak sederhana, tetapi sebenarnya ini adalah suatu bentuk seni. Anda harus mampu mengemasnya secara singkat dan jelas. Ini bukanlah hal yang mudah. Lebih penting lagi, anda perlu memiliki pemahaman yang baik akan responden Anda. sehingga Anda dapat menggunakan bahasa apa yang akan digunakan nanti, sehingga Anda dapat semua informasi yang Anda butuhkan tanpa menyulitkan mereka, dan agar mereka memeliki kemauan untuk merespon dengan jujur.

Kesulitan utama dalam menentukan item kuesioner adalah bahwa istilah pendidikan sering memiliki makna ganda. Misalnya, piagam istilah sekolah, standarmungkin berarti hal yang berbeda tergantung pada pendidik individu dan wilayah di mana dia bekerja. Jika anda menggunakan seperti itu istilah dalam item kuesioner, sangat dianjurkan untuk menyertakan definisi yang sesuai dengan tujuan penelitian Anda. Sebuah item kuesioner dapat berupa bentuk tertutup, artinya pertanyaan tersebut memungkinkan tanggapan hanya tertentu sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan (serupa dengan pertanyaan pilihan ganda), atau bentuk terbuka, artinya bahwa dapat membuat respon apapun mereka ingin (mirip dengan pertanyaan esai).

Keuntungan merancang pertanyaan dalam bentuk tertutup adalah pada pembuat hitungan dan analisis akan lebih mudah. Misalnya, Anda ingin tahu ukuran kota guru anda. Mungkin cara yang paling berguna untuk mengajukan pertanyaan adalah: Apakah kota Anda. Adapun beberapa pertanyaan yang lebih baik seperti: berapa populasi penduduk kota Anda? Dalam hal ini Anda bisa mengklasifikasikan jawaban-jawaban dalam kategori populasi seperti yang digunakan oleh Biro Sensus Amerika Serikat.

pedesaan, uncorporated
incorporated, di bawah 1000
1.000 hingga 2.500
2,500-5,000
5,000-10,000
10,000-50,000
50.000 menjadi 250.000
lebih dari 250.000
tidak
diketahui

Item ini membutuhkan sedikit usaha di pihak Anda untuk menganalisis data, dan juga upaya minimal dari responden. Untuk menentukan kategori pilihan ganda untuk digunakan dalam bentuk pertanyaan tertutup. Anda dapat pilot-uji dengan menanyakan pertanyaan dalam bentuk terbuka ke sejumlah kecil responden. Jawaban mereka dapat digunakan untuk mengembangkan kategori untuk dalam bentuk tertutup. Jika anda mengharapkan tanggapan luar biasa, alternatifpilihan dapat disediakan.

Dalam studi kuesioner pada pengajaran penelitian kualitatif. Glesne dan Webb mulai dengan mewawancarai beberapa peneliti kualitatif tentang pelatihan, pengajaran, dan penelitian. Mereka menggunakan informasi wawancara untuk pengembangan terbuka contohan kuesioner, dan mengirimkannya ke enam profesor penelitian kualitatif. Tanggapan menunjukkan bahwa pertanyaan-pertanyaan terbuka yang menarik tetapi memakan waktu. Ada kekhawatiran bahwa beberapa guru akan mengambil jam atau lebih dibutuhkan untuk menyelesaikan kuesioner. Berdasarkan umpan balik ini, para peneliti mendesain ulang kuesioner ke dalam format tertutup, dengan terbuka pilihan yang melekat pada item.

Mengukur Sikap

Kuesioner biasanya berisi item yang masing-masing menimbulkan sedikit informasi yang berbeda. Akibatnya, setiap item adalah uji satu item. Menggunakan O salah satu-item tes yang cukup memuaskan ketika Anda mencari sebuah fakta yang spesifik, seperti jumlah tahun penuh-waktu, pengalaman mengajarjumlah keuntungan dan kerugian. Ketika pertanyaan menilai sikap, namun pendekatan uji satu-item dipertanyakan sehubungan dengan kedua validitas dan reliabilitas. Sebuah kuesioner yang mengukur sikap umumnya harus dibangun sebagai skala sikap dan harus menggunakan sejumlah besar item. Di oider untuk mendapatkan sikap relia bel ofan penilaian individu.

Jika Anda berencana mengumpulkan informasi tentang sikap, Anda pertama kali sebaiknya melakukan sebuah penelitian literatur utnuk menentukan apakah suatu skala yang cocok untuk tjuan Anda sudah dibangun. (Lihat Bab 4 dan Lampiran E untuk informasi tentang cara mencari langkah-langkah tersebut). Jika skala yang sesuai tidak tersedia, anda akan perlu mengembangkan satu. Skala Likert yang biasanya meminta tingkat perjanjian dengan item sikap (misalnya, skala lima poin mulai dari "sangat tidak setuju" untuk "Sangat setuju") adalah jenis umum dari skala sikap.

Jika Anda mengembangkan suatu skala sikap untuk studi kuesioner Anda, Anda harus uji coba itu Dalam rangka untuk memeriksa reliabilitas dan validitas. Selain itu, uji coba harus menentukan setiap individu dalam sampel pengetahuan yang cukup dan pemahaman untuk mengungkapkan pendapat yang bermakna tentang topik. Jika tidak, tanggapan mereka terhadap skala sikap akan dimatikan nilai yang dipertanyakan.

Salah satu metode berkaitan dengan responden yang tidak memiliki keakraban dengan topik adalah untuk memasukkan tidak ada pendapat "pilihan sebagai salah satu alternatif respon untuk setiap item sikap. Bahkan jika masih, individu dengan informasi yang sedikit atau tidak ada tentang topik yang mungkin mengekspresikan OPINI di dalam rangka untuk menyembunyikan ketidaktahuan mereka, atau karena mereka merasakan tekanan sosial untuk mengungkapkan pendapat tertentu. Sebagai contoh, Irving Allen melakukan penelitian kuesioner sikap respondents terhadap individu dan organisasi yang menjadi subjek perhatian media kontraiderable pada saat itupara responden bisa mengungkapkan sikap menguntungkan atau tidak menguntungkan menggunakan enam Likert-jenis kategori atau mereka bisa menggunakan kategori yang ketujuh untuk mengungkapkan tidak ada pengetahuan tentang individu atau organisasi particulau.

Sepuluh persen dari sampel menyatakan sikap menguntungkan atau tidak menguntungkan terhadap organisasi fiktif. Mengenai itu, mustahil bagi mereka untuk memiliki pengetahuan apapun! Mereka juga lebih mungkin untuk mengekspresikan sikap terhadap organisasi lain dan indivudu yang terdaftar pada kuesioner daripada untuk memeriksa "tidak tahu" kategori, dan untuk mengekspresikan sikap yang lebih menguntungkan.

Seperti yang kitanyatakan di atas, "opini tidak" pilihan untuk setiap item mungkin sikap mengurangi masalah diidentifikasi dalam studi Al len, strategi Anetherdigunakan untuk memasukkan ion pencarian beberapa informasi di awal kuesioner yang dapat digunakan untuk menyaring/merespon pertanyaan yang menampilkan sedikit atau tanpa pengetahuan tentang topik yang sedang dipelajari.

Web Kuesioner

Para peneliti semakin busur menggunakan World Wide Web untuk mengelola kuesioner. Misalnya, Mike Carbonaro dan Joyce Bainbridge diberikan kuesioner Web tentang penggunaan guru SD sastra anak-anak Kanada. 12dari 63 distrik sekolah dalam target. 53 setuju untuk berpartisipasi. Pada tahap berikutnya pemilihan sampel, pokok masing-masing 945 sekolah di 53 kabupaten diundang untuk berpartisipasi: total 207 diterima. Setiap pokok meminta seorang guru yang sesuai untuk menyelesaikan kuesioner berbasis internet. Sebanyak 110 guru (dari 207 guru) menyelesaikan itu.

Berikut ini adalah ciri khas dari desain kuesioner dan proses administrasi yang digunakan oleh pencari data:

1. Guru login ke situs Web survei dengan menggunakan ID dan password yang ditunjuk untuk menghindari beberapa orang yang cocok menyelesaikan kuesioner tersebut. Juga, dengan masuk kedalam situs tersebut, para guru mengakui mereka memeliki persetujuan berpartisipasi dalam penelitian.

2. Guru menanggapi Liker item skala dan bentuk tertutup item dengan mengklik 'tombol radio "(fitur Web-halaman). Mereka menanggapi peringkat-order barang dengan memasukkan nomor dan membuka bentuk-item dengan mengetik tanggapan.

3. Setelah menyelesaikan kuesioner, guru mengklik tombol SUBMIT, yang ditransmisikan data mereka ke server Web peneliti. Jika seorang guru diklik item ini tanpa menyelesaikan kuesioner keseluruhan, perangkat lunak Web memberitahu guru yang item panggung selesai diperlukan.

4. Data kuesioner diamankan di server Web peneliti, sehingga mereka hanya tersedia untuk mereka dan programmer VEB-server.

5. Karena data mentah dalam bentuk elektronik, adalah mungkin untuk mengimpor mereka ke dalam perangkat lunak statistik langsung untuk analisis.

Pendekatan untuk merancang kuesioner dan administrasi memiliki kelebihanatas kertas konvensional dan pensil kuesioner mail: biaya pos dieliminasi: yang memungkinkan hilangnya data dalam kuesioner dihilangkan, dan tidak ada perlu transferdata manual dari kuesioner ke dalam format elektronik serta cek untuk kesalahan dalam proses transfer. Selain itu, Kuesioner internet dapat dirancang untuk menjadi interaktif: Produk yang dapat disesuaikan dengan responden individu, dan responden dapat diberikan umpan balik karena mereka menyelesaikan itemnya.

Web kuesioner, adalah alat penelitian yang kuat, tetapi mereka memiliki biaya dan keterbatasan yang harus Anda pertimbangkan dalam memutuskan apakah akan menggunakan satu dalam penelitian Anda. Anda akan perlu memiliki akses ke serverWeb dan kemampuan untuk menggunakan perangkat lunak khusus untuk desain kuesioner, untuk memproses data yang masuk dan untuk menjaga terhadap data pelanggaran keamanan dan beberapa masukan dari responden yang sama atau pengiriman dari seorang individu tidak dalam sampel. Juga, setiap responden perlu memiliki akses ke sebuah browser Web dan Abil tersebut.. Jika tidak, studi penelitian ini adalah rentan terhadap bias sampling

Langkah 4: Pilot Pengujian Kuesioner

Anda harus melaksanakan uji coba menyeluruh dari kuesioner sebelum digunakan dalam penelitian Anda. Uji coba harus mencakup sampel individu dari populasi dari mana Anda berencana untuk menarik responden Anda. Juga, bentuk pilot-uji kuesioner harus sesuai dengan ruang bagi responden untuk membuat kritik dan rekomendasi untuk meningkatkan kuesioner. Strategi lain pilot tes yang berguna adalah meminta responden menyatakan dalam kata-kata sendiri apa yang mereka pikirkan setiap pertanyaan berarti. Pertanyaan harus direvisi dan diuji ulang sampai mereka dipahami secara akurat oleh anggota kemudian membagikan sebagian besar sampel pilot uji.

Dalam sebuah studi tentang prosedur ini, William Belson menyatakan jawaban dari responden untuk 29 pertanyaan yang masalah penafsiran yang sering dimasukkan dalam item kuesioner fouid '4 Dia kemudian belajar interpretasi responden dari pertanyaan dalam kedua masuk wawancara mendalam. Rata-rata hanya29 persen responden menafsirkan pertanyaan dalam batas yang diizinkan dari interpretasi.

Kuesioner yang dikirimkan kepada pendidik diharapkan mampu menghasilkan persentasi jawaban yang lebih tinggi dari kuesioner yang dikirim ke sampel popolation umum. Tingkat respon lebih tinggi untuk kuesioner pendidikan karena biasanya hal ini ditargetkan pada kelompok yang homogen, dan ini memungkinkan untuk mempersiapkan banding khusus untuk partisispan yang mungkin efektif. Jika Anda menerima tanggapan kurang dari 66 persen dari sampel ujipilot, Anda mungkin harus membuat perubahan dalam kuesioner atau prosedur sebelum mengirim kuesioner kepada para peserta studi utama Anda.

Rupanya uji coba dari kuesioner yang digunakan oleh Glesne dan Webb tidak konduktif. Para penulis menyatakan:

Wawancara kami dan pertanyaan survei berikutnya tumbuh dari pengalaman kita sendiridan dari membaca beberapa Sumber yang tersedia pada pengajaran penelitian kualitatif.Kami menyadari bahwa sekarang kita harus mengumpulkan lebih banyak datademografis seperti informasi tentang etnisitas, gaji, masa kerja, dan tahun di peringkatsaat ini .... Jika kita telah meminta informasi lebih lanjut tentang responden. Kitamungkin akan memiliki pertanyaan lain

Langkah 5: Precontacting Sampel

Para peneliti menyatakan pengontakan responden sebelum mengirimkan kuesioner akan meningkatkan hasil dari kuesioner yang dikirim. Sebuah Precontact melibatkan identifikasi peneliti itu sendiri, mendiskusikan menempatkan pose penelitian, dan kerjasama untuk meminta kesediaan responden. Precontact dapat dengan bentuk surat, kartu pos, atau panggilan telepon, tetapi bukti menunjukkan bahwa telepon adalah precontac paling efektif. Responden juga dapat diminta untuk kembali mengirimkartu pos kepada mereka yang menunjukkan kesediaan mereka untuk bekerja sama. Precontacts mungkin efektif karena responden mungkinmempersiapkan kedatangan dari kuesioner, sehingga mengurangi kesempatan junk mail. Akhirnya, setelah sekali setuju untuk bekerja sama, responden secra psikologis akan menerima kuesioner.

Langkah 6: Menulis SampulSurat

Tujuan utama dalam melakukan survei kuesioner adalah untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang tinggi. Kita tahu studi di mana tingkat pengembalian yang rendah adalah 20 persen, yang membuatnya hampir mustahil untuk menggeneralisasi sampel data terhadap popoulasi yang diwakilinya.

Karena surat lamaran yang menyertai kuesioner sangat mempengaruhi, tingkat pengembalian itu harus dirancang hati-hati. Surat harus singkat, tetapi harus menyampaikan informasi meyakinkan.Tujuan penelitian harus dijelaskan agar membujuk responden bahwa penelitian ini signifikan dan bahwa jawaban mereka sangatpenting. Bila menggunakan kuesioner yang mencakup item pencarian sensitif atau berpotensi mengancam, Anda harus memberikan deskripsi spesifik tentang bagaimana kerahasiaan akan dipertahankan. Anda juga harus menjelaskan kondisi bahwa Anda telah membuat ijininformasi (lihat Chapter3). Sebuah surat pengantar sampel ditunjukkan pada Gambar 8.2.

Bujukan halus dalam surat lamaran dapat memiliki efek positif. Jika permohonan Anda bisa menekankan pentingnya afiliasi profesional responden dan nilai informasi bahwa anggota hanya dengan afiliasi ini dapat pasokan.

OKLABAMA STATE UNIVERSITAS
Collegetown. Oklabama
M. A. Brown. Presiden
College
education
I. 8. Smith, Dean
1 Feb. 2002
Mr A. 8. Jones
Inspektur Sekolah
Mediurntown, Oklabama
UntukTuan Jones

Instrumen survei yang melekat berkaitan dengan prosedur yang digunakan dalam memilih kepala sekolah dasar merupakan bagian dari studi di seluruh negara bagian yang dilakukan kooperatif oleh Departemen intruksi umum dan Oklabaa State University, proyek ini berkaitan khusus dengan menentukan status saat ini seleksi utama dalam negara kita. Hasil penelitian ini akan membantu memberikan kriteria yang akan digunakan untuk mengembangkan prosedur pilihan yang lebih baik dan untuk meningkatkan program pelatihan administrator di Universitas Oklabama.

Kami sangat berkeinginan mendapatkan tanggapan Anda karena pengalaman Anda dalam seleksi kepala sekolah akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pemecahan beberapa masalah yang kita hadapi dalam bidang yang penting. Instrumen tertutup telah diuji dengan sampling dari administrator sekolah, dan kita telah merevisi dalam rangka untuk memungkinkan bagi kita untuk memperoleh semua data yang diperlukan selama. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk administrator mencoba instrumen survei adalah 9,5 menit.

Kami akan menghargai jika Anda akan menyelesaikan formulir terlampir sebelum 10 Februari dan kembali dalam pos tertutup. Fase lain dari penelitian ini tidak dapat dilakukan sampai kita menyelesaikan analisis data survei. Kami akan menyambut setiap komentar yang mungkin Anda miliki mengenai segala aspek pemilihan kepala meskipun tidak tercakup dalam instrumen. Tanggapan Anda akan diselenggarakan dalam keyakinan ketat.

Prosedur informed consent untuk penelitian ini dijelaskan pada lembar yang tertutup. Mohon luangkan waktu sekarang untuk membacanya.Kami akan senang untuk mengirimkan ringkasan hasil survei jika Anda inginkan. Terima kasih atas kerja sama Anda.

Diharapkan penelitian anda dikaitkan dengan organisasi profesional yang mungkin dikenali oleh calon responden. Misalnya, pengawas di negara bagian tertentu akan merespons surat dengan baik yang ditanda tangani oleh pengawas sekolah negara atau presiden asosiasi pengelola sekolah. Jika penelitian anda dirancang dengan baik dan menyangkut masalah yang penting, biasanya dimungkinkan untuk ditandatangani oleh seseorang yang dukungannya mewakili simbol pihak berwenang yang menguntungkan bagi responden.

Respons terhadap kuesioner yang tidak ditujukan kepada kelompok profesional secara spesifik cenderung sulit diperoleh karena pertimbangan yang spesifik tidak bisa dibuat.Akan tetapi pada kelompok yang heterogen, anda bisa menyampaikan maksud anda dalam nilai umum yang dimiliki setiap orang, misalnya pentingnya pendidikan dan pengembangan masyarakat.

Para peneliti telah mengamati pengaruh pemberian hadiah uang untuk pengisian kuesioner.Hadiah tersebut biasanya mulai dari seperempat hingga 1 dolar dan terus meningkat sesuai dengan tingkat respons responden. Karena sebagian besar penelitian dilaksanakan lebih dari 20 tahun yang lalu maka inflasi akan melemahkan pengaruh dari hadiah kecil tersebut. Sebuah penelitian terbaru yang memberikan hadiah 2 dolar untuk mengisi 25 halaman kuesioner mendapatkan jawaban yang lebih cepat dari responden. Tapi, tingkat respons akhir setelah ada usaha tindak lanjut hampir sama antara responden yang tidak menerima hadiah dengan responden yang menerima hadiah. Jika anda menyediakan hadiah sebaiknya dijelaskan bahwa hadiah itu merupakan simbol ungkapan penghargaan, bukan merupakan pembayaran atas waktu responden yang tersita.

Salah satu petunjuk yang harus disebutkan dalam kuesioner adalah permohonan bahwa kuesioner tersebut harus dikembalikan pada waktu yang telah ditentukan.Tentukan tanggal agar responden memiliki waktu yang cukup untuk mengisi kuesioner dan mengembalikannya tanpa terburu-buru serta tidak menunda untuk mengisinya.Orang cenderung menunda jika terlalu banyak diberikan waktu. Sebaiknya hitung waktu yang dibutuhkan untuk proses pengiriman dan sediakan waktu tambahan untuk pengisian serta pengiriman kembali kuesioner yang telah diisi. Anda sebaiknya memasukkan amplop berprangko yang sudah ditulisi alamat pengumpulan kuesioner sehingga responden bisa menjawabnya dengan sedikit mungkin ketidaknyamanan.

Desain dan kerapian kuesioner serta surat pengantarnya bisa meningkatkan tingkat jawaban. Metode yang lebih mahal untuk membuat salinan biasanya memerlukan biaya tambahan. Amplop yang dicetak oleh percetakan dan ditandai dengan tinta berwarna-warni akan memperoleh perhatian lebih daripada yang dibuat di kertas murah. Pengolah kata bisa menghasilkan banyak surat individu dengan nama dan alamat penerima yang berbeda dengan biaya yang relatif murah. Surat seperti ini lebih baik daripada membuatnya di percetakan yang lebih mahal.Selain lebih murah juga lebih individual.

Langkah 7: Tindak Lanjut dengan Nonresponden

Beberapa hari setelah waktu yang ditentukan dalam kuesioner disarankan untuk mengontak nonresponden (sampel yang tidak mengirimkan kembali kuesioner) dengan mengirim surat tindak lanjut dan salinan kuesioner bersama amplopnya. Penting untuk mengirim surat yang sama karena kuesioner pertama tidak berhasil terhadap kelompok non responden. Malahan, anda sebaiknya mencoba pendekatan berbeda untuk memperoleh kerjasamanya. Misalnya, jika surat pertama menggunakan pertimbangan pribadi maka sebaiknya dicoba pertimbangan profesional pada surat berikutnya.

Surat tindak lanjut yang berhasil biasanya melakukan pendekatan bahwa peneliti merasa yakin individu target akan mengisi dan mengembalikan kuesioner tapi mungkin karena kekeliruan pada bagian peneliti hal ini diabaikan. Surat tindak lanjut harus mengulangi penjelasan pentingnya penelitian dan nilai kontribusi dari individu tapi dengan bahasa dan kalimat yang berbeda dari surat pertama.

Kartu pos pengingat juga pernah dicoba dan pada beberapa kasus bisa efektif seperti surat. Akan tetapi, Blaine Worthen dan E.I. Brezezinski mendapati bahwa surat dengan kuesioner memperoleh respons hingga 7% lebih besar daripada kartu pos.

Gambar 8.3 memperlihatkan pola respons yang dilaporkan dalam sebuah review 98 penelitian eksperimental mengenai masalah di atas. Meskipun reviewer menjelaskan bahwa hasil berbeda-beda pada setiap penelitian, namun persentase rata-rata ini menyarankan apa yang bisa kita harapkan dari berbagai bentuk tindak lanjut. Beberapa dari penelitian ini menggunakan 4 atau malah lebih dari 4 tindak lanjut.Tapi hal ini tidak menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam pengembalian yang lebih dari 3 tindak lanjut.

Andaikan setelah mencapai tanggal pengumpulan kuesioner anda memiliki persentase yang lumayan besar dari nonresponden yang harus dimasukkan dalam analisis data. Anda harus bertanya kepada diri sendiri: Bagaimana hasilnya akan berbeda jika semua responden mengembalikan kuesioner? Jika persentase responden yang tidak mengembalikan kuesioner sedikit, maka pertanyaan itu tidak penting. Akan tetapi, jika lebih dari 20% hilang, maka pertanyaan di atas perlu diajukan karena sampel data yang diperoleh menjadi lan dalam mewakili populasi. Para peneliti menemukan bahwa responden dan nonresponden tidak berbeda dalam karakteristik personal tapi nonresponden adalah orang-orang yang cenderung mengalami kegagalan dalam dunia akademik.

Metode ideal untuk menentukan apakah nonresponden berbeda dari responden adalah dengan memilih secara acak beberapa individu dari kelompok nonresponden.Kemudian anda minta kerjasama mereka supaya anda bisa menyampaikan kuesioner secara personal atau dalam bentuk interview. Individu yang enggan mengisi kuesioner mungkin akan lebih menerima dengan pendekatan seperti ini.

Sampel sebanyak 20 orang cukup untuk memeriksa kelompok nonresponding. Perbandingan jawaban mereka terhadap tiap item dengan jawaban mereka yang menjawab di awal akan memungkinkan anda untuk menentukan apakah sampel nonresponden bias atau tidak. Dalam hal ini, anda harus memperhatikan perbedaan ini dan membahas signifikansinya dalam melaporkan hasil sampel responden.

Langkah 8: Menganalisis Data Kuesioner

Peneliti yang mempelajari pengajaran penelitian kualitatif di perguruan tinggi di Amerika Serikat mengikuti pendekatan khusus untuk menganalisis data:

Semua pilihan jawaban dalam survey diberi kode dan dimasukkan ke dalam program analisis data kuantitatif bernama Ecstatic.Prosedur ini menghasilkan persentase, rata-rata, rentang, dan tabulasi silang.Semua komentar dan jawaban terbuka dimasukkan semuanya dalam program analisis teks bernama Ethnograph yang membantu dalam pengkodean dan pemilihan kata-kata responden sehingga polanya bisa diperoleh.

Data kuantitatif dianalisis untuk menghasilkan frekuensi dan persentase responden serta memeriksa tiap kategori jawaban pertanyaan tertutup.Contohnya pada tabel 8 yang menunjukkan jumlah profesor pengajar metode penelitian kualitatif yang mengambil kursus formal penelitian kualitatif. Glesne dan Webb menyimpulkan dari hasil tersebut bahwa:

Staf pengajar baru yang mengajar metode penelitian kualitatif mengambil kursus formal tentang metode kualitatif lebih banyak dibandingkan profesor yang lebih lama.Persentase ini tidaklah mengejutkan karena penawaran penelitian kualitatif cukup baru di beberapa perguruan tinggi di bidang pendidikan. Yang mengherankan adalah pada tiap level profesor jumlah perempuan yang terlatih dalam penelitian kualitatif lebih banyak dibandingkan laki-laki.

Hasil yang ditunjukkan Tabel 8.1 konsisten dengan desain penelitian perbandingan sebab akibat (Lihat Bab 10).Tidak satupun dari tiga variabel yaitu peringkat profesorial, gender, dan jumlah kursus penelitian kualitatif yang dimanipulasi secara eksperimental oleh peneliti. Ketiga variabel itu berhubungan satu sama lain dalam analisis data untuk mengetahui hubungan pengaruh dan penyebab potensial. Secara khusus, hubungan yang diobservasi antara gender dan kursus menyarankan (tapi tidak membuktikan) bahwa gender berperan sebagai penyebab alam pemilihan spesialiasi metode penelitian kualitatif. Penelitian lanjutan menjadi penting untuk menentukan apakah dan bagaimana kedua variabel ini berhubungan satu sama lain secara kausal.

Kami menekankan pada analisis data Glesne dan Webb karena biasanya diasumsikan bahwa kuesioner dan interview hanya sesuai atau paling sesuai untuk penelitian deskriptif. Padahal, kuesioner dan interview bisa digunakan dalam berbagai desain penelitian.

Glesne dan Webb memasukkan beberapa komentar dari responden terhadap beberapa pertanyaan tertentu. Dengan cara ini, pembaca disediakan perspektif emik yaitu perspektif responden terhadap fenomena yang diteliti. Misalnya, mereka memasukkan komentar di bawah ini dari seorang responden. Dia menjawab pertanyaan terbuka mengenai apa yang menyemangati mereka untuk mengajar metode penelitian kualitatif:

Saya benar-benar menikmati dan merasa tertantang untuk mendukung penelitian siswa dan mengajak mereka ke area baru—melihat mata mereka berbinar-binar ketika melihat apa jadinya penelitian mereka dan ketika mereka berpindah dari “Saya pikir ini akan mudah ternyata sulit” menjadi “Wow, saya tidak pernah tahu apa yang terlibat!”

Langkah-langkah Dalam Menyiapkan dan Melaksanakan Interview Penelitian

Langkah-langkah dalam menggunakan interview pada penelitian pendidikan sama dengan langkah-langkah dalam menggunakan kuesioner, yaitu (1) menentukan tujuan penelitian, (2) memilih sampel, (3) merancang format interview, (4) menyusun pertanyaan, (5) memilih dan melatih pewawancara, (6) melakukan pilot test terhadap prosedur interview, (7) melaksanakan interview, (8) menganalisis data interview.

Langkah 1: Menentukan Tujuan Interview

Langkah pertama dalam penelitian yang mengunakan interview untuk mengumpulkan data penelitian adalah menentukan tujuan penelitian. Tujuan anda akan menentukan jenis dari interview karena tujuan yang berbeda memerlukan pertanyaan dengan tipe dan struktur yang berbeda serta kualifikasi pewawancara.

Minat dan orientasi peneliti yang berbeda telah menghasilkan jenis interview yang berbeda pula. Beberapa jenis telah dikembangkan untuk tujuan dan konteks tertentu tapi anda bisa mengadaptasinya untuk meneliti masalah penelitian anda. Berikut ini adalah tiga jenis utama interview penelitian: interview informan kunci, interview survey, dan interview kelompok.

Interview Informan Kunci

Dalam interview informan kunci, pewawancara mengumpulkan data dari individu yang memiliki pengetahuan atau persepsi khusus yang belum tentu tersedia bagi peneliti.Informan kunci biasanya memiliki lebih banyak pengetahuan, keahlian komunikasi yang lebih baik, atau perspektif berbeda dibandingkan anggota dari populasi yang telah ditentukan.

Sebuah penelitian yang dilakukan Eleanor Lynch, Rena Lewis, dan Diane Murphy menggambarkan penggunaan interview informan kunci dalam penelitian pendidikan. Peneliti menjelaskan tujuan penelitiannya sebagai berikut:

Kebutuhan pergantian dari anak-anak yang menderita penyakit kronis menghasilkan beberapa pertanyaan serius berikut.

· Bagaimana sistem sekolah merespons kebutuhan ana-anak penderita penyakit kronis secara efektif?

· Apakah sebaiknya anak-anak tersebut dilayani dengan pendidikan khusus? Jika ya, bagaimana prosedurnya diadaptasi untuk memungkinkan perbedaan dari minggu ke minggu dalam kebutuhan pendidikan anak?

· Bagaimana kita memastikan apakah informasi yang cukup telah tersedia bagi guru dan karyawan sekolah lainnya yang bekerja bersama dengan anak-anak penderita sakit kronis?

· Apa keinginan keluarga terhadap anaknya yang berpenyakit kronis dan bagaimana sekolah bisa membantu harapan keluarga?

Peneliti mengidentikasi dua kelompok informan kunci yang akan dijadikan sumber pengumpulan data. Kelompok pertama adalah karyawan sekolah distrik yang bertanggung jawab terhadap pelayanan anak-anak penderita sakit kronis.Kelompok ini diharapkan memiliki pengetahuan mengenai masalah yang diteliti. Kelompok yang lain adalah orangtua anak penderita sakit kronis. Orangtua merupakan informan kunci karena mereka memiliki pengetahuan langsung mengenai kebutuhan keluarganya khususnya anaknya yang menderita penyakit kronis.Kami mengacu kepada penelitian yang dilakukan oleh Lynch dan rekan-rekannya pada bagian berikut ini untuk menggambarkan berbagai langkah dalam penggunaan interview pada penelitian.

Interview Survey

Tujuan interview survey adalah untuk menambah data yang telah dikumpulkan dengan metode lain. Margaret LeCompte, Judith Preissle, dan Renata Tesch menjelaskan tiga jenis interview survey. Jenis pertama adalah interview survey konfirmasi yaitu interview terstruktur yang menghasilkan bukti untuk mengkonfirmasi temuan sebelumnya.Interview ini berguna khususnya pada penelitian kuesioner skala besar dimana interview mendalam tidak bisa dilaksanakan bagi semua responden.

Jenis interview survey yang kedua adalah interview gagasan partisipan. Interview ini digunakan untuk mempelajari bagaimana informan menyusun dunia fisik dan sosial mereka.Hasilnya berupa sistem kategori yang digunakan oleh partisipan. Misalnya, LeCompte melaksanakan penelitian terhadap anak-anak TK. Dia meminta mereka menceritakan apa yang mereka dan guru mereka pikirkan untuk dilakukan di TK. Jawaban digunakan untuk mengembangkan tipologi persepsi anak terhadap siswa dan peran guru.

Jenis interview survey yang ketiga melibatkan teknik proyektif. Teknik ini menggunakan rangsangan ambigu untuk mengetahui persepsi bawah sadar yang tidak bisa diamati dalam setting alami atau diketahui melalui interview biasa.Teknik proyektif dijelaskan lebih lanjut pada Bab 7.

Interview Kelompok Terfokus

Interview kelompok meliputi menyampaikan pertanyaan terhadap sekelompok individu yang telah dikumpulkan untuk tujuan spesifik ini.Individu dipilih karena mereka sangat mengetahui topik penelitian.

Interview kelompok telah banyak digunakan oleh para peneliti ilmu sosial dan pemasaran yang menyebutnya interview kelompok terfokus atau cukup kelompok terfokus. Richard Krueger dan Mary Anne Casey mengidentifikasi hal berikut ini sebagai karakteristik kelompok terfokus:

Merupakan diskusi yang terencana dengan baik yang dirancang untuk memperoleh persepsi mengenai area minat yang ditentukan dalam lingkungan yang permisif dan tidak mengancam.Dilaksanakan oleh tujuh hingga sepuluh orang dengan pewawancara terlatih.Diskusinya berlangsung rileks, nyaman, dan menyenangkan bagi peserta karena mereka berbagi gagasan-gagasan dan persepsi mereka.Anggota kelompok saling mempengaruhi dengan merespons gagasan dan komentar selama berdiskusi.

Peneliti kualitatif telah tertarik menggunakan kelompok terfokus untuk mengumpulkan data pada beberapa tahun terakhir ini. Para peneliti ini menemukan bahwa interaksi di antara partisipan merangsang mereka untuk menyatakan perasaan, persepsi, dan keyakinan yang tidak akan terungkapkan jika diwawancara secara individu. Teknik kelompok terfokus juga menghindari penempatan pewawancara dalam peran yang memerintah. Mereka bertanya untuk memulai diskusi tapi kemudian membiarkan partisipan mengambil tanggung jawab utama untuk menyatakan pandangan mereka dan mengambil pandangan orang lain dalam kelompoknya.

Prosedur untuk memilih kelompok terfokus dijelaskan pada bagian selanjutnya.

Langkah 2: Memilih Sampel

Sampel responden harus dipilih menggunakan salah satu cara dari teknik pengambilan sampel kuantitatif atau kualitatif yang dijelaskan pada Bab 6. Untuk meneliti pelayanan yang diperlukan anak-anak penderita penyakit kronis, Lynch dan rekannya memilih dua sampel: (1) sampel bertingkat berupa sekolah distrik di California, dan (2) sampel non-random berupa keluarga yang memiliki anak penderita sakit kronis. Panduan interview terpisah dikembangkan untuk responden dari tiap sampel.

Pewawancara biasanya mewawancarai astu responden sekali seperti pada penelitian Lynch.Juga dimungkinkan untuk melaksanakan interview kelompok terfokus seperti yang dijelaskan pada bagian sebelumnya.Kelompok terfokus bisa terdiri dari kelompok yang mapan seperti guru pada sekolah tertentu.Ketika menggunakan kelompok yang mapan, peneliti harus memperhatikan hubungan yang sudah ada di antara anggota kelompok.Teknik kelompok terfokus berlangsung dengan baik jika semua anggota kelompok memiliki basis yang setara misalnya staf pengajar pra-sekolah. Jika kepala sekolahnya dimasukkan, para guru akan merasa tertekan pada saat berdiskusi persepsi mereka mengenai fenomena yang diteliti.

Biasanya kelompok terfokus terdiri dari tujuh hingga sepulluh individu.Ukuran kelompok seperti ini mendorong tersedianya sampel yang luas tapi tidak terlalu besar.

Ketika mewawancara individu, anda dapat mengatur untuk bertemu dengan tiap responden pada saat yang disepakati berdua. Akan tetapi, dalam kelompok terfokus semua responden harus berkumpul pada saat dan tempat yang sama. Ini merupakan hal yang tidak mudah jadi anda harus mengikuti prosedur sistematis untuk meyakinkan pelaksanaannya sukses.

Langkah 3: Merancang Format Wawancara

Dalam penelitian kuantitatif, interview umumnya disusun untuk mengekspos semua responden kepada pengalaman yang hampir sama. Maka, pernyataan pembuka, pertanyaan interview dan kalimat penutup harus tersusun dengan teliti di awal untuk meyakinkan data dari semua responden bisa dibandingkan secara bermakna.Namun, dalam penelitian kualitatif format interview tidak disusun terlalu ketat karena tujuan peneliti adalah membantu responden mengungkapkan pandangan mereka mengenai fenomena dalam pengertian mereka.

Interview penelitian kualitatif dan kuantitatif juga berbeda dalam hal variabel yang ditentukan sebelumnya.Dalam penelitian kuantitatif, variabel yang menjadi minat peneliti ditentukan dulu.Misalnya, andaikan peneliti ingin menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi siswa memilih jurusan di perguruan tinggi. Melalui kajian pustaka, peneliti bisa mengetahui bahwa orangtua, teman orangtua, saudara, guru dan siswa lain merupakan sumber faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi. Dalam merancang interview, peneliti bisa menanyakan mengenai tiap sumber pengaruh.Misalnya, “Apakah ayah anda mempengaruhi pilihan jurusan yang anda pilih?”

Jika penelitian yang sama dilakukan dari perspektif penelitian kualitatif, akan ada sedikit atau tidak sama sekali pra spesifikasi variabel. Malah, pertanyaan interview bisa lebih luas, misalnya: “Bagaimana anda bisa memilih Ekonomi?” Pada tahap analisis data, peneliti bisa memilih untuk mengidentifikasi variabel yang dapat diukur atau tema dan pola yang lebih luas.

Format Interview dalam Penelitian Kualitatif

Michael Patton describes tiga pendekatan dasar untuk pengumpulan data kualitatif melalui interview pertanyaan terbuka. Tiga pendekatan tersebut berbeda dalam tingat strukturnya dan akan dijelaskan berikut ini.

Interview percakapan informal tergantung sepenuhnya kepada pertanyaan yang muncul secara spontan dalam interaksi yang alami, biasanya terjadi sebagai bagian dalam observasi kerja lapangan partisipan.(Observasi partisipan dijelaskan dalam Bab 9).Karena percakapan muncul secara alami, partisipan penelitian mungkin tidak menyadari bahwa mereka sedang diwawancara.

Pendekatan panduan interview umum melibatkan pembuatan garis besar topik yang akan dieksplorasi dengan tiap responden. Urutan topik dan kata-kata pertanyaan tidak ditentukan sebelumnya.Keduanya ditentukan oleh pewawancara pada saat situasi berlangsung.

Interview terbuka berstandar melibatkan urutan dan kata-kata pertanyaan yang telah ditentukan sebelumnya untuk mengurangi kemungkinan bias.Pendekatan ini sesuai terutama jika menggunakan beberapa orang pewawancaram dalam pengumpulan data.

Format Interview dalam Penelitian Kuantitatif

Seperti halnya dalam penelitian kualitatif, terdapat perbedaan dalam tingkat struktur format interview dalam penelitian kuantitatif. Tiga pendekatan dasarnya akan dijelaskan berikut ini.

Interview terstruktur melibatkan rangkaian pertanyaan tertutup yang bisa dijawab dengan Ya atau Tidak atau dijawab dengan memilih dari pilihan jawaban pendek yang tersedia. Jawaban responden tidak ditindaklanjuti untuk memperoleh jawaban yang lebih luas dan mendalam oleh karenanya hampir sama dengan jawaban yang diperoleh dari kuesioner.

Keuntungan dari interview dengan kuesioner seperti ini adalah bahwa tingkat respons bisa ditingkatkan karena pewawancara bisa berinteraksi dengan individu untuk mengurangi jawaban tidak berguna atau jawaban “Tidak Tahu”.

Interview Semi terstruktur menggunakan pertanyaan terstruktur dan menyelidiki lebih dalam denganmenggunakan pertanyaan terbuka untuk memperoleh informasi tambahan. Keuntungan pendekatan ini yaitu bisa menyediakan data standar yang layak dari seluruh responden.Data ini lebih dalam dari yang diperoleh dengan interview terstruktur.

Interview Tidak terstruktur tidak menggunakan panduan interview yang detail. Malahan, pewawancara bertanya yang secara bertahap mendorong responden memberikan informasi yang diharapkan.Biasanya informasi yang diperoleh adalah informasi yang sulit diungkapkan responden atau sensitif secara psikologis.Oleh karena itu, pewawancara harus terus beradaptasi dengan pikiran responden.Format ini sangat subyektif dan memakan waktu banyak.

Interview via Telepon

Telepon biasanya digunakan interview karena sangat lebih murah daripada interview langsung terutama bila sampelnya secara geografis berjauhan. Selain biayanya mjurah, interview via telepon memiliki beberapa kelebihan penting sebagai berikut:

1. Anda bisa memilih responden dari populasi yang lebih luas dan bisa diakses.

2. Karena semua pewawancara bisa bekerja dari lokasi terpusat maka pengawasan interview dan kendali mutu bisa lebih mudah.

3. Biaya rendah terjadi jika tidak ada yang menjawab telepon bisa ditelepon kembali.

4. Banyak kelompok seperti pebisnis, karyawan sekolah, dan orangtua yang lebih mudah dijangkau dengan telepon daripada ditemui secara langsung.

5. Memberikan akses aman terhadap lokasi-lokasi yang berbahaya dan lokasi yang terlarang.

Ada beberapa bukti bahwa interview via telepon bisa mengumpulkan data sensitif.Sebuah penelitian menyatakan untuk pertanyaan yang tidak mengancam, distorsi responden sedikit lebih tinggi daripada interview langsung.Hal sebaliknya terjadi untuk pertanyaan yang mengancam.Meskipun nampaknya lebih mudah untuk menjalin kedekatan dalam interview langsung, kehadiran secara fisik bisa meningkatkan ancaman yang dirasakan oleh responden dalam beberapa topik yang sensitif.

Salah satu contoh penelitian melalui interview telepon adalah hasil penelitian Lynch dan rekan mengenai kebutuhan pendidikan anak yang menderita penyakit kronis yang telah dibahas pada bagian sebelumnya.

Interview via Telepon yang Dibantu Komputer

Interview via telepon yang dibantu komputer menggunakan komputer dalam mengumpulkan informasi dari hasil interview.Metode ini secara virtual menghilangkan dua sumber utama kesalahan yang sering terjadi dalam interview yaitu merekam data di tempat yang salah dan menanyakan pertanyaan yang salah.

Masalah ini bisa dihindari dengan mengembangkan program komputer yang merekam jawaban responden dan juga cabang ke pertanyaan selanjutnya yang harus ditanyakan. Akurasi jawaban biasanya meningkat dengan teknik interview via telepon yang dibantu komputer karena pewawancara bisa terfokus pada jawaban alih-alih merisaukan pertanyaan yang akan ditanyakan selanjutnya. Juga karena semua jawaban responden dimasukkan ke dalam file komputer pada saat interview berlangsung maka data tersebut siap untuk analisis statistik oleh komputer segera setelah interview selesai dilaksanakan.

Langkah 4: Menyusun Pertanyaan

Pertanyaan dibuat sebelum interview atau selama interview berlangsung tergantung kepada jenis interview yang dilakukan. Interview tidak terstruktur pada penelitian kuantitatif dan interview percakapan informal dalam penelitian kualitatif menggunakan formulasi pertanyaan di tempat wawancara berdasarkan rencana umum dan hasil pemahaman pewawancara terhadap karakter tiap responden (misal: tingkat ketenangan, keaktifan berbicara, dan intelegensi). Format interview lainnya menggunakan pertanyaan tertutup yang sudah terspesifikasi dan pertanyaan terbuka.

Menyusun pertanyaan untuk interview yang terstruktur baiknya dilakukan dengan merancang dan mencoba panduan interview.Panduan interview merinci pertanyaan dan urutannya serta menyediakan kata pembuka dan penutup interview.Panduan interview harus mendaftar pilihan jawaban untuk tiap pertanyaan tertutup dan menyediakan tempat bagi pewawancara untuk menulis jawaban yang tidak tersedia dalam kategori respons yang sudah disiapkan.

Gambar 8.4 menunjukkan panduan interview dari penelitian Michel Ann Rossi.Penelitiannya mengenai studi kasus “guru-pemimpin” dalam matematika yaitu guru yang telah mengikuti lembaga matematika khusus dan kembali ke sekolahnya dengan berperan sebagai pemimpin untuk meningkatkan pembelajaran matematika.

Langkah 5: Memilih dan Melatih Pewawancara

Anda harus menentukan jumlah pewawancara yang akan terlibat dan apakah mereka harus memiliki kualifikasi khusus. Kriteria seleksi yang paling penting adalah kemampuan pewawancara untuk berhubungan dengan responden secara positif.Seseorang yang berhasil mewawancarai guru bisa sangat tidak sesuai untuk mewawancara remaja hamil yang belum menikah.

Penyesuaian

Ada bukti yang menunjukan bahwa kesesuaian antara pewawancara dan responden dalam hal kelas sosial, ras, usia, dan gender akan menghasilkan repons yang lebih valid. Jenis kelamin pewawncara menjadi perhatian bagi beberapa peneliti.Laki-laki dan perempuan secara tradisional telah terlibat dalam pola hubungan superordinat-subordinat.Pola ini bisa mempengaruhi hubungan pewawancara-responden, khususnya bila pewawancara laki-laki dan respondennya perempuan.

Untuk mengklarifikasi pengaruh gender, Ann Oakley mengidentifikasi paradigma maskulin dan paradigma feminin dalam melakukan interview.Dalam paradigma maskulin, pewawancara menjaga posisi netral secara emosional tapi superordinat kepada responden. Mereka juga mengendalikan apa yang dikatakan responden. Sebaliknya, perbedaan status diminimalkan dalam paradigma feminin; pewawancara membagi sisi humanismenya dan memberikan kebebasan berbicara yang lebih besar bagi respondennya.Dalam pemilihan pewawancara, anda harus mempertimbangkan apakah perbedaan paradigma ini relevan dengan penelitian anda. Jika relevan, anda harus menentukan paradigma mana yang paling sesuai dengan tujuan penelitian dan apakah pewawancara laki-laki atau perempuan akan lebih efektif. Namun, anda jangan berasumsi bahwa hanya laki-laki yang bisa memiliki paradigma maskulin dan hanya perempuan yang memiliki paradigma feminin.

Responden sebagai Pewawancara

Beberapa peneliti merekomendasikan pemilihan pewawancara dari target populasi responden. Salah satu contoh pendekatan ini adalah penelitian pada siswa beresiko di sekolah menengah atas perkotaan oleh Edwin Farrel, George Peguero, Rasheed Lindsey dan Ronald White.Penelitian ini melibatkan perspektf etnografik dan interview merupakan metode utama dalam pengumpulan data.

Pelatihan Pewawancara

Setelah pewawancara dipilih, mereka harus dilatih. Pelatihan yang diperlukan akan semakin intensif jika kedalaman interview meningkat dan struktur interview menurun. Pelatihan biasanya dilakukan dalam dua tahap. Dalam tahap pertama, trainee mempelajari panduan interview dan kondisinya (misalnya: logistik, kendali yang penting dan perlindungan, topik yang diteliti). Hipotesis peneliti dan hasil yang diharapkan jangan dibahas dengan pewawancara pada tahap ini karena akan menyebabkan bias pada persepsi pewawancara. Pewawancara harus benar-benar menguasai panduan wawancara sehingga mereka bisa melaksanakan interview dalam bentuk percakapan tanpa keraguan, kemunduran, atau bolak-balik membaca panduan. Pada tahap kedua pelatihan, trainee melakukan latihan interview dan menerima masukan perbaikan hingga penampilannya lebih bagus dan mencapai struktur, obyektivitas, dan reabilitas pada level yang diharapkan. Kaset rekaman video akan menjadi media efektif untuk menunjukkan model teknik interview yang diterima dan dalam memberikan masukan perbaikan.

Pewawancara yang akan melaksanakan interview informal atau tidak terstruktur pada penelitian kualitatif memerlukan persiapan khusus. Mereka harus memiliki akses kepada peneliti senior yang akan membagikan pengalamannya. Selain itu, peneliti senior bisa menjadi memberikan model proses interview dan mensupervisi pewawancara baru ketika proses latihan berlangsung.

Langkah 6: Percobaan Interview

Meskipun interview memberikan data yang berharga, interview rentan terhadap bias.Oleh karena itu panduan interview dan prosedurnya harus diuji untuk meyakinkan bahwa keduanya bisa menghasilkan data layak yang tidak bias. Dalam pengujian interview, pewawancara harus memperhatikan masalah komunikasi, tanda-tanda berkurangnya motivasi responden untuk menjawab dan petunjuk lain yang mengharuskan merevisi pertanyaan atau prosedur interview. Pengujian juga bisa digunakan untuk mengidentifikasi pertanyaan yang mengancam. Norman Bradburn dan rekannya mengkategorikan pertanyaan sebagai ancaman bila 20% atau lebih responden menganggap sebagian besar orang akan merasa tidak nyaman membicarakan topik tersebut.

Beberapa metode pembukaan interview harus dicoba untuk menentukan yang bisa menjalin kedekatan dan kerjasama antara pewawancara dengan responden. Peneliti juga harus mengevaluasi cara pencatatan data interview untuk menentukan kecukupan informasi yang dicatat dan apakah pencatatan menyebabkan jeda berlebihan dalam interview.

Langkah 7: Melaksanakan Interview

Para peneliti telah menemukan bahwa banyak perilaku pewawancara yang mempengaruhi data yang diperoleh dengan interview.Daftar perilaku yang direkomendasikan yang dikumpulkan dari berbagai sumber disajikan dalam Gambar 8.5.Sebagian besar terjadi dalam interview penelitian kuantitatif dan kualitatif.

Panduan untuk Melaksanakan Interview

1. Yakinkan responden akan kerahasian yang mutlak sebelum interview.

2. Jalin hubungan dengan terlibat dalam obrolan sebelum interview dan dengan gaya percakapan sehari-hari.

3. Simpan pertanyaan kompleks dan kontroversial untuk bagian interview berikutnya setelah terjalin hubungan.

4. Jelaskan keuntungan potensial dari penelitian terhadap responden.

5. Pewawancara harus sedikit berbicara dibandingkan responden. Semakin sedikit pewawancara bicara, semakin banyak informasi yang diperoleh.

6. Buatlah pertanyaan dengan bahasa yang jelas dan bermakna bagi responden.

7. Bertanyalah dengan pertanyaan yang memiliki satu gagasan.

8. Dalam memparafrase pertanyaan, tentukan kerangka acuan yang anda inginkan dari responden.

9. Gunakan pertanyaan pemeriksaan sederhana.

10. Hindari mengkontradiksikan atau mengecek ulang responden.

11. Jangan memberikan petunjuk pada response yang diinginkan atau diharapkan oleh anda misalnya melalui komentar spesifik, nada suara, tanda nonverbal seperti menggelengkan kepala.

12. Jika responden merasa terancam oleh topik tertentu, beralihlah.

13. Jika mengajukan pertanyaan mengancam atau sensitif, tanyakan perilaku teman responden dan juga dirinya.

14. Jangan terlalu banyak mengajukan pertanyaan tertutup secara berurutan.

15. Jangan mengganti topik interview terlalu sering.

16. Hindari pertanyaan menggiring. Misalnya gunakan pertanyaan: “Apa pendapat anda mengenai bantuan federal bagi pendidikan?”

Jangan bertanya “Apakah anda mendukung bantuan federal untuk pendidikan?”

Tugas Interview

Peneliti harus mempertimbangkan daftar panduan interview dalam Gambar 8.5.untuk menentukan bagian yang penting dalam interview tertentu yang akan mereka laksanakan atau mereka latihkan kepada orang lain. Selain itu, mereka harus mempertimbangkan bagaimana mereka akan menangani tugas-tugas interview berikut ini.

Menentukan bagaimana cara menampilkan diri sendiri. Pewawancara harus menentukan tipe kesan personal yang akan ditampilkan di depan responden. Misalnya, andaikan respondennya adalah guru.Pewawancara harus menampilkan dirinya sebagai peneliti dan guru (dengan asumsi bahwa dia memiliki pengalaman mengajar).Dalam pembukaan wawancara dia sebaiknya mengatakan mengapa dia menjadi peneliti dan juga menjelaskan latar belakang dalam mengajar. Informasi mengenai pengalaman mengajar akan membantu menjalin kepercayaan dan kedekatan dengan responden.

Aspek lain yang harus dipertimbangkan adalah cara berpakaian, lembaga afiliasi, suku, dan pengalaman hidup.

Menjalin hubungan.Pewawancara harus menentukan hubungan yang akan dijalin dengan tiap responden. Hubungan yang dangkal mungkin cukup jika responden nampak nyaman dalam proses interview. Hubungan yang lebih kuat menjadi penting jika pewawancara menginginkan responden untuk menyampaikan informasi sensitif atau personal yang mendalam.

Mendapatkan kepercayaan.Kepercayaan merupakan faktor penting dalam proses interview bila topik sensitif akan dibahas. Jika topik sensitif merupakan fokus penelitian, pewawancara harus menjalin level kepercayaan yang mendalam supaya memperoleh data yang diharapkan.

Memahami bahasa dan kebudayaan responden.Pewawancara harus memiliki pemahaman yang baik terhdap bahasa dan kebudayaan responden khususnya jika nuansa bahasa dan kebudayaan berperan penting untuk memahami fenomena yang diteliti.

Sensitif terhadap informasi nonverbal.Pewawancara perlu menentukan aspek perilaku apa yang dimiliki responden untuk diperhatikan selama proses interview. Apakah pewawancara hanya memperhatikan apa yang dikatakan responden atau apakah dia memperhatikan komunikasi non verbal dari responden?

Raymond Gorden membagi 4 jenis komunikasi nonverbal:

Komunikasi proxemic adalah penggunaan ruang interpersonal untuk mengkomunikasikan sikap, komunikasi chronemics adalah penggunaan cara bicara yang bolak-balik dan lama jeda dalam percakapan, komunikasi kinesic meliputi pergerakan tubuh atau postur dan komunikasi paralinguistic yang meliputi semua variasi dalam volume, nada, dan kualitas suara.

Pencatatan Data Interview

Menulis catatan atau merekam merupakan metode yang biasa dilakukan untuk menyimpan informasi yang diperoleh dari interview.Sebelum memutuskan penggunaan metode tersebut, pewawancara harus mempertimbangkan kelebihan dan kelemahan keduanya.

Jika menggunakan panduan interview, pewawancara mungkin sebaiknya menulis catatan langsung pada salinan panduan interview.Sebagai alternatif bisa digunakan laptop. Pada saat responden menjawab pertanyaan langsung diketik ke dalam file komputer. Manfaat utama menulis catatan adalah memudahkan analisis data.Informasi siap diakses dan sudah dibuat kategori jawaban yang sesuai oleh pewawancara.

Kekurangan dari menulis catatan adalah mengganggu efektivitas komunikasi antara pewawancara dan responden.Ketika pertanyaannya menyangkut informasi faktual sederhana, responden biasanya mengharapkan jawabannya ditulis.Jika tidak ditulis, maka responden nampak kesal. Sebaliknya, jika responden diminta menyampaikan informasi sensitif atau rahasia, mencatat akan mengganggu mereka dan mencegah pemberian informasinya. Sebaiknya pewawancara menunda menulis sampai interview selesai dan responden meninggalkan tempatnya. Hanya resikonya pewawancara akan melupakan detail yang penting khususnya yang tidak sependapat dengan harapan pewawancara.

Penggunaan kaset rekaman memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan menulis catatan.Hal terpenting adalah mengurangi kecenderungan pemilihan data secara tidak sadar yang mendukung bias.Kaset rekaman menyediakan rekaman verbal lengkap adan bisa dipelajari lebih teliti daripada data berupa catatan. Perekaman juga mempercepat proses interview karena tidak terganggu dengan menulis pada saat interview. Lagipula, jika interview direkam, dua orang ahli atau lebih bisa ikut mendengarkan atau membaca transkripnya dan mengkodenya secara independen.

Kelemahan utama kaset rekaman adalah kehadirannya mengubah situasi interview. Dalam interview yang melibatkan informasi yang benar-benar pribadi, responden mungkin enggan mengungkapkan perasaannya secara bebas jika mengetahui jawaban mereka akan direkam. Pewawancara harus dengan hati-hati menjelaskan tujuan perekaman dan mendapatkan kepercayaan responden untuk meminimalkan pengaruh yang tidak diharapkan dari perekaman tersebut.

Langkah 8: Analisis Data Interview

Analisis jawaban pertanyaan bentuk tertutup dilakukan langsung.Biasanya dengan menghitung persentase responden yang mengindikasikan pilihan tiap jawaban untuk tiap item. Misalnya, dalam penelitian anak-anak penderita penyakit kronis, Lynch dan rekannya menghitung persentase karyawan sekolah distrik (N=80) dan anggota keluarga (N=72) yang menyebutkan hambatan terhadap pelayanan anak-anak tersebut.

Analisis jawaban pertanyaan bentuk terbuka memerlukan pembuatan sistem kategorisasi.Contoh pendekan ini bisa diperoleh dari penelitian George Kuh mengenai pengaruh luar kelas terhadap mahasiswa di perguruan tinggi.Sejumlah 149 mahasiswa senior dari 12 lembaga diwawancara oleh 8 pewawancara terlatih dengan menggunakan panduan interview semi terstruktur.Interview dibuat transkripnya dan dianalisis untuk menentukan jenis hasil yang disebutkan responden. Analisis meliputi 5 langkah prosedur sebagai berikut:

1. Mahasiswa program doktoral membaca semua transkrip dan membuat 8 kategori hasil yang disebutkan oleh mahasiswa responden.

2. Individu lainnya membaca sampel transkrip dan berdasarkan analisisnya hasil pada nomor 1 direvisi dan ditambah menjadi 10 kategori.

3. Empat orang pembaca menganalisis transkrip menggunakan kategori pada nomor 2. Hasilnya menambah kategori menjadi 13.

4. Empat orang pembaca menganalisis 4 transkrip lagi menggunakan kategori yang dibuat pada nomor 3. Hsailnya beberapa revisi kecil terhadap kategori dan penambahan kategori “Lainnya” untuk hasil rupa-rupa.

5. Peneliti menggunakan sistem kategori untuk mengkode 149 transkrip. Dengan kata lain, tiap hasil dari interview dikode menjadi contoh kategori tertentu.

Tiga kategori berikut mengilustrasikan jenis hasil yang disebutkan oleh mahasiswa: (1) kesadaran diri, (2) kompetensi sosial, (3) pemerolehan pengetahuan.

Rekomendasi untuk Penggunaan Kuesioner dan Interview sebagai Instrumen Penelitian

1. Rancang items yang berhubungan langsung dengan pertanyaan penelitian atau hipotesis.

2. Uji instrumen untuk mengidentifikasi kekurangan dalam rancangan atau prosedur administrasi.

3. Gunakan bahasa yang bisa dipahami responden dalam instrumen.

4. Periksa apakah responden mengetahui topik yang dibahas dalam instrumen.

5. Kumpulkan bukti validitas dan reabilitas instrumen.

6. Hindari membebani kesabaran responden dengan memasukkan terlalu banyak pertanyaan dalam instrumen.

7. Jika kuesionernya dikirim via pos, masukkan amplop yang persuasif.

8. Dalam menggunakan kuesioner yang dikirim, buatlah prosedur untuk melakukan tindak lanjut bagi responden yang tiadk menjawab (nonresponden) dan untuk mengecek apakah nonresponden berbeda dari responden dalam hal faktor kritisme terhadap penelitian.

9. Pilih format interview yang sesuai dengan tujuan penelitian dan karakter responden yang diwawancara.

10. Dalam melaksanakan interview, lakukan latihan interview dan keahlian perekaman data sebelum pengumpulan data yang sebenarnya.

No comments: